KEDIRI, Exposenews.id – Bupati Kediri, Jawa Timur, Hanindhito Himawan Pramana, secara tegas meminta kepada semua pihak yang membawa kabur artefak dari Museum Bhagawanta Bhari agar segera mengembalikannya. Tanpa basa-basi, ia menekankan bahwa tindakan tersebut sangat merugikan warisan budaya bangsa.
Memang, Museum Bhagawanta Bhari milik Pemkab Kediri ini turut menjadi sasaran amukan massa tak dikenal saat aksi demonstrasi pada Sabtu (30/8/2025). Akibatnya, selain gedung mengalami kerusakan parah, sejumlah artefak koleksi museum legendaris yang telah berdiri sejak 1985 itu juga rusak berat, bahkan beberapa dinyatakan hilang begitu saja.
Koleksi yang dilaporkan hilang adalah fragmen kepala Ganesha yang sangat berharga dan wastra atau kain batik kuno. Selain itu, berbagai artefak lainnya juga mengalami kerusakan, salah satunya adalah miniatur lumbung kuno yang memiliki nilai sejarah tinggi.
“Oleh karena itu, saya sangat berharap jika ada yang sadar, mengingat ini adalah benda bersejarah, saya mohon bagi oknum yang kemarin mengambil agar segera mengembalikannya ke Pemkab,” tegas Hanindhito Himawan dengan nada prihatin pada Minggu (31/8/2025).
Selanjutnya, Bupati yang akrab disapa Mas Dhito ini menambahkan alternatif pengembalian. Ia menyatakan, jika para oknum merasa malu atau takut untuk mengembalikannya secara langsung, mereka bisa menitipkannya ke kantor Pemkab atau bahkan ke tempat lainnya yang dirasa aman.
Di sisi lain, Mas Dhito menegaskan bahwa artefak-artefak tersebut merupakan peninggalan sejarah yang nilainya tak ternilai bagi generasi mendatang. Maka dari itu, sudah menjadi kewajiban bersama untuk mengembalikannya kepada pemerintah demi pelestariannya.
Tidak hanya itu, Mas Dhito juga dengan berani menilai bahwa aksi perusakan museum itu merupakan tindakan yang sama sekali tidak pantas terjadi. Menurutnya, museum justru harus dilindungi karena berperan sebagai penjaga warisan sejarah dan budaya yang adiluhung.
“Kami benar-benar berharap bagaimana semua artefak yang hilang itu dapat kembali,” pungkas Mas Dhito dengan penuh harap.
Sebelumnya, perusakan museum ini memang telah memantik kecaman dan keprihatinan mendalam dari berbagai kalangan. Sebagai contoh, Pamong Budaya sekaligus aktivis budaya dan sejarah Kediri, Novi Bahrul Munib, angkat bicara. Ia menyatakan bahwa perjuangan untuk keadilan sosial dan ekonomi memang merupakan perjuangan yang mulia.
Akan tetapi, perjuangan itu akan sekejap kehilangan kemuliaannya ketika justru mengorbankan aset tak ternilai lainnya, yaitu warisan budaya dan sejarah,” tegas Novi dengan lugas.
Lebih lanjut, mantan ketua pelestari sejarah Kediri (Pasak) ini menjelaskan bahwa tujuan demokrasi sejati adalah membangun peradaban yang lebih baik, bukan malah menghancurkan sisa-sisa peradaban yang telah ada dan menjadi fondasi bangsa.
“Oleh sebab itu, semoga suara-suara di masa depan yang menuntut perubahan adalah suara yang membangun, bukan yang merobohkan. Suara yang mengkritik kebijakan, bukan yang memecahkan kaca jendela sejarah kita bersama,” pungkas Novi dengan penuh pesan moral.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI), Putu Supadma Rudana, juga tidak tinggal diam dan menyampaikan keprihatinan yang sangat mendalam atas kejadian tragis ini.
“Kami turut sangat sedih atas peristiwa ini dan berduka cita atas kerusuhan yang telah memakan korban. Namun, yang terpenting, kami mengajak semua pihak untuk kembali tenang, berpikir jernih, dan menahan emosi. Sebab, keamanan dan kedamaian adalah hal yang paling utama saat ini,” jelas Putu melalui keterangan persnya yang dikutip media.
Perlu diketahui, aksi massa solidaritas untuk Affan Kurniawan yang berlangsung di Kediri sebelumnya memang berakhir ricuh pada Sabtu (30/8/2025). Massa tak dikenal yang tidak terkendali akhirnya merusak dan membakar sejumlah fasilitas umum hingga gedung pemerintahan.
Gedung yang rusak parah meliputi Kantor Bupati Kediri dan 18 kantor OPD lainnya. Bahkan, Gedung DPRD kabupaten Kediri sampai dibakar. Termasuk gedung museum yang berada di satu kawasan dengan OPD tersebut, akhirnya turut menjadi sasaran amuk massa yang emosional.
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com