Berita  

Longsor Terjang Kebumen, Talud Runtuh dan Timpa Rumah Warga

Exposenews.id Pada tanggal 28 Oktober 2025, alam menunjukkan amukannya di Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen. Sebagai gambaran, hujan deras yang tak henti-hentinya sejak pukul dua siang akhirnya memicu bencana tanah longsor yang menghancurkan di Desa Wonokromo. Akibatnya, sebuah talud atau dinding penahan tanah dengan ketinggian yang mencapai sekitar enam meter pun tidak kuasa menahan beban dan ambrol secara tiba-tiba. Lebih mengerikan lagi, material talud yang ambles itu kemudian meluncur deras dan menghantam langsung dinding rumah semi permanen milik seorang petani bernama Samilin yang telah berusia 64 tahun. Menurut laporan, peristiwa mengerikan ini terjadi persis pada pukul 16.30 WIB, menyisakan kepanikan dan kerusakan yang parah di lokasi kejadian.

Sebelum talud itu benar-benar runtuh, para tetangga sekitar justru sudah dihebohkan dengan suara gemuruh keras yang tiba-tiba menggema dari arah samping rumah Pak Samilin. Kemudian, saat beberapa warga bergegas memeriksa sumber suara tersebut, mereka justru disambut pemandangan yang mengkhawatirkan. Tanah dari talud telah longsor seluruhnya dan tanpa ampun menimpa dinding rumah hingga membuatnya roboh dalam sekejap. Bahkan, material tanah yang longsor itu nyaris menutupi seluruh bagian samping rumah dan merusak beberapa fasilitas rumah tangga yang berada di sekitar area terdampak.

Keluarga Berhasil Selamat di Detik-Detik Menegangkan

Namun, di tengah musibah yang menghancurkan ini, ada sebuah keberuntungan besar yang patut disyukuri. Bagaimana tidak, Samilin bersama seluruh anggota keluarganya berhasil menyelamatkan diri keluar rumah hanya sesaat sebelum dinding tersebut sepenuhnya ambruk. Menurut pengakuan salah seorang keluarga, mereka sempat mendengar suara retakan dan gemuruh yang tidak biasa, sehingga segera berinisiatif untuk keluar rumah dan menyelamatkan diri.

Oleh karena itu, meskipun kerugian materi yang diderita mencapai angka yang tidak sedikit, yaitu sekitar Rp 27 juta, nyawa seluruh keluarga tetap menjadi harta yang berhasil diselamatkan dari ancaman maut. Kerusakan yang ditimbulkan tidak hanya pada struktur bangunan utama, tetapi juga pada berbagai aset produktif keluarga yang selama ini menjadi sumber penghidupan.

Merespons kejadian tersebut, Wakapolres Kebumen, Kompol Faris Budiman, dengan cepat membenarkan terjadinya insiden longsor ini. Bahkan, begitu laporan pertama kali diterima, petugas Polsek Alian langsung bergerak cepat. Mereka berkoordinasi dengan anggota Koramil dan Tim Kawasan Siaga Bencana (KSB) untuk segera mendatangi lokasi kejadian.

Tak lama setelah tiba, tim gabungan ini langsung turun tangan dan membantu keluarga korban serta warga sekitar membersihkan material longsor yang menumpuk dan menghalangi area rumah. Selain itu, petugas juga dengan sigap mencatat keterangan dari para saksi mata dan berkoordinasi intensif dengan pemerintah desa setempat serta Forkompincam. Koordinasi ini penting untuk merencanakan penanganan dan pemulihan pasca-bencana yang lebih komprehensif untuk jangka panjang.

Kawasan Rawan dan Peringatan untuk Masyarakat Kebumen

Pemerintah Desa Wonokromo Kebumen melalui Tim KSB telah menyalurkan bantuan paket sembako bagi keluarga Samilin. Bantuan ini diberikan sebagai bentuk dukungan sementara sembari menunggu proses rehabilitasi rumah dan lingkungan sekitar dapat segera dilaksanakan.

Salah seorang perangkat desa, Sumyadi, mengungkapkan kekhawatirannya. Menurutnya, wilayah tersebut telah lama dikategorikan sebagai kawasan rawan longsor, terutama ketika musim hujan tiba. Setiap kali hujan deras turun dengan intensitas tinggi, tanah di sekitar tebing dengan mudah menjadi labil dan rentan bergerak.

“Bahkan sudah beberapa kali terjadi peristiwa serupa di area ini, meski dengan skala lebih kecil,” jelas Sumyadi. Ia menekankan bahwa kewaspadaan ekstra mutlak diperlukan dari setiap warga yang tinggal di sekitarnya.

Menyikapi kerentanan kawasan ini, Kompol Faris Budiman tak henti-hentinya mengimbau masyarakat kebumen. Khususnya mereka yang bermukim di sekitar lereng atau bantaran tebing, untuk selalu waspada dan siaga terhadap potensi tanah longsor.

“Kami bersama instansi terkait akan terus memantau wilayah rawan bencana dan siap membantu warga kapan pun dibutuhkan,” tegasnya dengan penuh keyakinan.

Hingga Rabu siang tanggal 29 Oktober 2025, aparat dan relawan masih tetap siaga di lokasi. Mereka dengan teliti mengevakuasi barang-barang milik korban yang masih dapat diselamatkan. Semangat gotong royong tampak jelas dalam proses pembersihan sisa-sisa material longsor yang berserakan.

Proses evakuasi dan pembersihan ini diperkirakan masih akan memakan waktu beberapa hari ke depan. Hal ini mengingat banyaknya material tanah yang harus dipindahkan dari lokasi terdampak.

Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com

Exit mobile version