Exposenews.id – Pernahkah Anda merasa pagi hari yang seharusnya menyegarkan justru terasa seperti siang bolong? Atau malam hari yang diharapkan dingin malah terasa pengap dan gerah? Kami akan mengungkap fakta di balik fenomena cuaca yang sedang viral dan membuat netizen ‘kepanasan’ ini! Berdasarkan penjelasan resmi BMKG, artikel ini akan membawa Anda memahami secara lengkap mengapa suhu udara akhir-akhir ini terasa begitu ekstrem.
Viral di Media Sosial, Warganet Ramai-ramai Mengeluh Panas
Baru-baru ini, platform media sosial X (sebelumnya Twitter) benar-benar dibanjiri oleh keluhan warganet mengenai cuaca panas dan terik yang tak biasa. Mereka serempak menyuarakan bahwa udara terasa gerah sepanjang hari, bahkan menyerang pada waktu-waktu yang biasanya sejuk, seperti pagi buta dan malam hari. Bayangkan, keluar rumah pukul 6 pagi rasanya sudah seperti jam 9 siang!
Sebagai contoh, seorang pengguna dengan akun @tany****** dengan heboh menulis pada Senin (13/10/2025), “GUYS KALIAN MERASA GK, HARI INI PANAS BGT, JAM 6 KELUAR MOTORAN KAGET BGT KYK UDAH JAM 9??! SAMPE SILAU KARENA BERHADAPAN DGN MATAHARI. Ini buminya berputar kecepetan atau jam sender yg terlambat ya”. Ungkapan ini jelas merepresentasikan kekagetan banyak orang. Tak ketinggalan, akun @Ziol***** dari Bekasi juga membenarkan dengan menyatakan, “Bener banget, ini kemarin di Bekasi jam 10-an udah secerah ini. Panasnya edannnnn, berasa ada 10 matahari.” Kesaksian ini semakin menguatkan bahwa fenomena ini terjadi di berbagai lokasi.
Yang lebih mengejutkan lagi, keluhan ini bahkan datang dari mereka yang beraktivitas di dini hari. Akun @matcha******** dengan sedikit kecewa menuturkan, “Asliii, tadi subuh jogging berharap dapet udara seger ternyata enggak???? soalnya subuh-subuh udah panas banget.” Jadi, bisa dibayangkan, harapan untuk mendapatkan udara segar pagi hari pun akhirnya ‘buyar’ oleh suhu yang tidak biasa ini.
Jawaban BMKG: Ini Penyebab Sebenarnya
Setelah melihat begitu banyaknya keluhan, lalu timbul pertanyaan besar: apa penyebab sebenarnya di balik cuaca terik dan suhu panas ini? Apakah ini tanda-tanda sesuatu yang serius? Untuk menjawab rasa penasaran ini, kita harus merujuk pada penjelasan ahli dari sumber yang terpercaya, yaitu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, dengan tegas menjelaskan bahwa suhu udara yang terasa panas dan menyengat dalam beberapa waktu terakhir ini secara langsung disebabkan oleh masa peralihan musim atau yang kita kenal sebagai pancaroba. “Beberapa wilayah Indonesia belakangan ini mengalami suhu udara yang terasa lebih terik, bahkan di pagi dan malam hari. Fenomena ini erat kaitannya dengan masa peralihan musim atau pancaroba, dari kemarau menuju musim hujan,” paparnya. Dengan kata lain, kondisi ini adalah bagian normal dari siklus cuaca kita.
Namun, ada faktor lain yang ternyata memperparah kondisi ini, yaitu pemanasan permukaan Bumi yang sangat kuat. Pada rentang waktu pagi hingga siang hari, sinar Matahari memanaskan permukaan Bumi dengan sangat intens. Selanjutnya, karena kondisi langit cenderung cerah dan hanya berawan tipis, radiasi Matahari ini tidak terhalang oleh awan tebal. Akibatnya, panas tersebut diserap maksimal oleh bumi dan membuat suhu udara melonjak secara signifikan.
Dampak Lanjutan: Dari Panas Menjadi Hujan Lebat
Di sisi lain, pemanasan hebat ini justru memicu sebuah proses alam lainnya. Guswanto menerangkan bahwa pemanasan tersebut memicu pembentukan awan konvektif, terutama awan cumulonimbus (Cb). Oleh karena itu, jangan kaget jika awan ini kemudian dapat berubah menjadi hujan lokal dengan intensitas sedang hingga lebat yang biasanya terjadi pada sore hingga malam hari. Jadi, pola ‘panas menyengat siang hari, lalu hujan deras di sore hari’ akhirnya dapat dijelaskan dengan logika.
Lebih mendalam lagi, Guswanto melanjutkan penjelasannya tentang efek transisi musim. Berdasarkan prediksi BMKG, bulan Oktober ini memang merupakan masa transisi resmi dari musim kemarau menuju musim hujan. Bahkan, periode pancaroba atau masa transisi ini diprediksikan akan berlangsung di sebagian besar wilayah Indonesia hingga 16 Oktober 2025. Selama masa ini, pola cuaca menjadi sangat tidak menentu dan sulit ditebak.
Sebagai akibatnya, kita akan merasakan pola cuaca yang seolah-olah ‘bermain yoyo’. Siang hari akan terasa panas ekstrem, kemudian sore harinya bisa turun hujan deras yang tiba-tiba, dan malam hari masih terasa hangat karena tingkat kelembapan udara yang tinggi. Singkatnya, dalam satu hari, kita bisa merasakan tiga ‘rasa’ cuaca yang berbeda.
Bukan Gelombang Panas, Tapi Tetap Perlu Waspada
Yang paling penting untuk ditekankan di sini adalah, Guswanto menegaskan dengan sangat jelas bahwa udara panas yang dirasakan pada pagi dan malam hari ini sama sekali bukan merupakan gelombang panas (heatwave). “Jadi, udara panas yang dirasakan pagi dan malam hari bukanlah gelombang panas, melainkan bagian dari dinamika atmosfer saat masa peralihan,” tegasnya. Pernyataan ini penting untuk menepis kekhawatiran berlebihan dan informasi yang tidak tepat.
Meskipun demikian, BMKG tetap mengimbau masyarakat untuk tidak lengah. Mereka mengharapkan kita semua untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang kerap menyertai periode pancaroba, seperti hujan lebat yang datang secara tiba-tiba disertai dengan angin kencang dan petir. Kewaspadaan ini merupakan kunci untuk menjaga keselamatan kita selama cuaca yang tidak menentu ini.
Jadi, sekarang kita sudah tahu! Sensasi panas yang membuat tidak nyaman dari pagi hingga malam bukanlah imajinasi atau tanda kiamat, melainkan bagian dari ‘ritual’ tahunan alam bernama pancaroba. Dengan memahami penjelasan ahli dari BMKG ini, kita bisa lebih siap dan bijak menyikapi cuaca ekstrem, sekaligus terhindar dari informasi yang menyesatkan. Tetaplah hidratasi dan waspada terhadap kemungkinan hujan lebat di sore hari!
Dapatkan juga berita teknologi terbaru hanya di newtechclub.com
