Keselamatan Jiwa dan Evakuasi Korban
Tanpa menunggu waktu lama, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Amin Suyitno, dengan tegas menekankan bahwa keselamatan seluruh santri dan jemaah menjadi fokus utama penanganan. “Kami benar-benar berduka cita atas musibah yang sangat memilukan ini. Selanjutnya, keselamatan para santri Al Khoziny beserta seluruh warga pesantren adalah prioritas nomor satu kami. Untuk itu, tim bantuan sudah kami turunkan secepatnya, dan proses pemulihan fasilitas pesantren akan kami kejar sesegera mungkin,” tegas Suyitno, seperti yang dilaporkan langsung oleh laman resmi Kemenag. Sejak detik-detik pertama peristiwa terjadi, Ditjen Pendidikan Islam langsung menjalin koordinasi intensif dengan Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Timur. Selanjutnya, langkah strategis ini mereka lakukan khusus untuk mendampingi pihak pesantren dalam menangani semua korban, sekaligus memastikan setiap santri dan jemaah mendapatkan pertolongan medis yang layak dan memadai.
Dukungan Menyeluruh: Kebersamaan untuk Pemulihan
Di samping upaya tanggap darurat, Kemenag juga aktif menggalang dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Lebih lanjut, Kemenag mengajak seluruh ormas Islam, pesantren se-Nusantara, serta masyarakat luas untuk bahu-membahu memberikan dukungan moril dan materil bagi Pesantren Al Khoziny. “Melalui semangat kebersamaan yang kita pupuk ini, insya Allah proses pemulihan dapat berjalan dengan lebih cepat dan membawa manfaat yang sangat besar bagi seluruh keluarga besar pesantren,” harap Suyitno dengan penuh keyakinan. Dengan kata lain, gelombang solidaritas ini diharapkan dapat meringankan beban yang ditanggung oleh pesantren.
Investigasi Teknis: Mengungkap Penyebab
Selain fokus pada penanganan korban, Kemenag secara paralel mengarahkan pelaksanaan survei teknis menyeluruh terhadap kondisi seluruh bangunan di area pesantren. Selain itu, langkah proaktif ini mereka lakukan untuk menelusuri akar penyebab keruntuhan, sekaligus memetakan potensi risiko yang mungkin mengintai pada struktur bangunan lain di sekitar lokasi kejadian. “Saat ini, fokus kami terbagi dalam tiga hal utama: pertama, memastikan proses evakuasi berjalan lancar; kedua, memastikan semua korban mendapat perawatan maksimal; dan ketiga, memastikan aktivitas belajar pesantren dapat kembali berlangsung dengan kondisi yang aman. Selanjutnya, evaluasi teknis secara ketat akan kami terapkan agar insiden serupa tidak terulang di masa depan,” jelas Suyitno secara rinci. Sebagai konsekuensinya, tim ahli sudah disiapkan untuk menilai tingkat kerusakan.
Pada akhirnya, Suyitno kembali menegaskan komitmen penuh Kemenag dalam memberikan bantuan rehabilitasi bagi semua fasilitas yang terdampak. Kemudian, ia secara gamblang menyebutkan bahwa proses perbaikan dan pembangunan kembali akan mereka lakukan melalui skema dukungan anggaran, baik dari pusat maupun pemerintah daerah. Tujuannya jelas, yaitu agar seluruh bangunan pesantren dapat kembali berfungsi dengan layak dan, yang terpenting, sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku. Dengan demikian, keamanan dan kenyamanan santri dalam menuntut ilmu benar-benar menjadi prioritas yang tidak bisa ditawar. Akhirnya, seluruh rangkaian upaya ini diharapkan dapat mengembalikan denyut kehidupan di Pesantren Al Khoziny seperti sedia kala.