Exposenews.id – Heboh! Ratusan siswa dan guru di Kecamatan Gemolong, Jawa Tengah, mendadak jatuh sakit setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (12/8/2025). Dugaan kuat mengarah pada keracunan massal yang memicu kepanikan di sejumlah sekolah.
Puskesmas Gemolong langsung bertindak cepat. Dr. Agus Pranoto Budi, Kepala Puskesmas setempat, memimpin penyelidikan untuk mengungkap akar masalahnya. Timnya kini memeriksa Dapur MBG Mitra Mandiri Gemolong-1, sumber distribusi makanan tersebut.
“Kami masih menduga ada kelainan, tapi belum tahu pasti penyebabnya. Kami sudah mengirim sampel makanan ke Labkes Sragen dan Semarang untuk pemeriksaan lebih lanjut,” jelas Agus saat jumpa pers di Puskesmas Gemolong, Rabu (13/8/2025).
Tak berhenti di situ, Agus dan tim langsung menelusuri sekolah-sekolah penerima makanan dari dapur tersebut. “Kami sedang melacak distribusi makanan ini. Laporan korban terus bertambah,” tambahnya.
Korban Terus Berjatuhan, 251 Orang Tercatat Terdampak
Awalnya, Kepala SD Negeri 4 Gemolong melapor ke Puskesmas setelah mengalami gejala tidak enak badan usai mengonsumsi MBG. Tak lama kemudian, laporan serupa bermunculan dari berbagai sekolah.
“Saat kami memeriksa SD Negeri 4, ternyata banyak siswa dan guru di sekolah lain juga mengalami gejala serupa. Gejala umumnya muncul malam hari setelah makan, lalu paginya banyak yang melapor,” papar Agus.
Sementara ini, korban mencapai 251 orang! Tidak hanya siswa, tapi juga guru, staf sekolah, bahkan keluarga yang ikut menyantap makanan yang dibawa pulang. “Beberapa orang membawa pulang makanan dan memakannya bersama keluarga. Inilah yang memperluas jumlah korban,” ungkapnya.
Agus menegaskan, angka ini masih mungkin bertambah karena pendataan belum selesai. “Ini bukan berarti kasus baru muncul, tapi data yang belum seluruhnya tercatat,” jelasnya.
Gejala Mengerikan: Muntah, Pusing, hingga Diare!
Para korban mengeluhkan gejala serupa: mual, muntah, pusing, dan diare setelah mengonsumsi makanan MBG pada Senin (11/8/2025). Bahkan, tiga orang harus menjalani perawatan di rumah sakit!
“Kami masih memverifikasi apakah mereka benar-benar dirawat inap atau hanya rawat jalan. Tim kami sedang memeriksa ke rumah sakit terkait,” kata Agus.
Untuk memastikan penanganan cepat, Puskesmas mengaktifkan posko 24 jam. Setiap sekolah juga memiliki contact person khusus agar laporan bisa segera ditindaklanjuti.
“Kami siaga penuh 2×24 jam. Kami juga sudah mengedukasi semua sekolah. Sekarang kami menunggu hasil lab untuk mengetahui penyebab pastinya,” tegas Agus.
Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Sementara ini, tim investigasi mengirim sampel makanan dan air ke laboratorium di Semarang. Pihak berwenang masih menunggu hasilnya untuk memastikan apakah terdapat bakteri berbahaya, virus, atau zat kimia dalam makanan tersebut.
Warga pun cemas. Program MBG yang seharusnya mendukung gizi anak sekolah justru berakhir tragis. Banyak orangtua menuntut pemerintah bertanggung jawab atas kejadian ini.
“Ini harus menjadi perhatian serius. Jangan sampai program baik seperti ini malah membawa petaka,” ujar seorang orangtua yang anaknya ikut keracunan.
Apa Langkah Selanjutnya?
Puskesmas dan Dinas Kesehatan setempat berkomitmen menyelesaikan kasus ini. Mereka akan terus memantau kondisi korban dan memastikan tidak ada lagi yang terkena dampak.
“Kami akan terus memperbarui informasi ke publik. Yang terpenting, masyarakat tetap tenang dan segera melapor jika menemukan gejala mencurigakan,” pesan Agus.
Tunggu hasil investigasi resmi! Sementara itu, warga diimbau lebih waspada dan memeriksa kondisi makanan sebelum dikonsumsi.