PATI, Exposenews.id – Ketegangan meledak antara Satpol PP Pati dan massa yang menggalang donasi untuk demo menolak kenaikan PBB-P2 hingga 250%. Insiden panas ini pecah Selasa (5/8/2025) setelah petugas menyita ratusan dus air mineral dari posko donasi warga.
Warga Bangun Posko, Tantang Langsung Bupati
Sejak Jumat (1/8), ribuan warga Pati yang tergabung dalam Masyarakat Pati Bersatu nekat mendirikan posko donasi tepat di depan Kantor Bupati. Koordinator aksi, Ahmad Husein, menegaskan ini sebagai jawaban atas tantangan Bupati Sudewo yang mengaku tidak takut bahkan dengan 50.000 demonstran.
“Bapak Bupati bilang tidak ciut nyali, kami buktikan rakyat benar-benar marah! Lihat sendiri, semua sumbangan ini dari masyarakat!” teriak Husein saat Satpol PP berusaha membubarkan mereka.
Satpol PP Beralasan Aturan, Massa Ogah Mundur
Plt Kepala Satpol PP, Sriyatun, bersikeras bahwa posko itu melanggar ketertiban karena mengganggu persiapan Hari Jadi Pati. “Kami tidak melarang demo, tapi tolong patuhi aturan. Area ini sedang dipersiapkan untuk acara resmi,” katanya. Namun, Husein menolak kecuali posko dipindahkan ke dalam kompleks kantor bupati.
Bentrokan Pecah, Logistik Dibawa Paksa
Situasi memanas ketika Plt Sekda Riyoso tiba dan memerintahkan petugas mengangkut semua dus air mineral ke truk. “Ini mengganggu ketertiban umum! Kalian provokator!” bentak Riyoso.
Massa langsung melawan! Supriyono, salah satu penggerak aksi, nekat melompat ke atas truk dan melemparkan kembali semua dus yang sudah petugas muat. “Kalian hanya berani tindas rakyat kecil! Kebijakan Sudewo jelas merugikan!” teriaknya sambil beradu fisik dengan petugas.
Akhirnya, truk Satpol PP membawa sebagian logistik yang berhasil mereka sita, memicu kemarahan massa yang langsung mengejar ke markas untuk menuntut pengembalian.
Kuasa Hukum: Penyitaan Tidak Sah!
Kuasa hukum warga, Esera Gulo, menegaskan bahwa tindakan Satpol PP melanggar hukum. “Mereka tidak membawa surat tugas atau surat penyitaan. Ini bisa kami laporkan sebagai tindakan sewenang-wenang!” tegasnya.
Pemkab Beralas Persiapan Acara
Riyoso membela tindakan petugas dengan dalih menyiapkan Kirab Boyongan Hari Jadi Pati. *”Kami tidak melarang demo, tapi harus ada ketertiban. Tanggal 6-7 Agustus sudah ada acara besar,”* klaimnya.
Bupati Sudewo sebelumnya viral karena pernyataan kerasnya: “50.000 orang demo pun saya tidak akan mundur!” Kenaikan PBB-P2 ini, yang tertuang dalam Perbup No. 17/2025, ia klaim untuk pembangunan infrastruktur. Namun, warga menilai kebijakan ini memukul ekonomi rakyat kecil.
Husein dan kawan-kawan bersumpah tidak akan berhenti. “Jika tekanan terus terjadi, kami akan geruduk DPRD!” ancamnya. Tensi yang meledak-ledak memastikan aksi 13 Agustus nanti bakal menghadirkan perlawanan habis-habisan warga terhadap pemerintah.