Berita  

Sopir Truk Minta Penghentian Operasi Kapal Tua di Selat Bali

BANYUWANGI, Exposenews.id – Sopir truk yang sering melintasi Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk menjerit minta penghentian operasi kapal tua. Mereka angkat suara setelah KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali. “Kapal tua yang sudah tidak layak harus pensiun! Pemerintah wajib sediakan kapal baru—nyawa kami di ujung tanduk!” tegas Made, sopir truk yang setiap hari bolak-balik Jawa-Bali, Jumat (18/7/2025).

Tragedi yang Mengguncang Industri
Kecelakaan KMP Tunu Pratama Jaya membuat otoritas pelabuhan langsung bergerak. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) segera gelar inspeksi besar-besaran pada kapal-kapal Landing Craft Tank (LCT) yang diubah jadi kapal ro-ro. Hasilnya? Mengejutkan! Mereka menemukan 15 kapal tidak memenuhi standar dan langsung stop operasi. Hanya 6 kapal yang lolos uji dan boleh berlayar lagi.

Efek Domino: Macet Parah 27 Km!
Tindakan tegas ini picu kemacetan luar biasa. Antrean kendaraan menuju Pelabuhan Ketapang membentang 27 kilometer pada Kamis (17/7/2025). “Perjalanan Surabaya-Banyuwangi yang biasanya cuma beberapa jam, sekarang bisa makan waktu 4 hari! Saya terjebak 2 hari di pelabuhan!” keluh Made.

Meski kesal, Made paham inspeksi ini untuk kebaikan bersama“Kami rela antre asal kapal lebih aman. Tapi pemerintah harus cepat cari solusi, jangan biarkan kami menderita begini terus,” katanya.

Antrean Mulai Berkurang, Tapi…
Hari berikutnya, antrean sedikit berkurang, tapi masih panjang. Enam kapal yang lolos inspeksi kembali beroperasi, termasuk KMP Samudera Utama dan KMP Liputan XII.

Namun, 9 kapal lain masih harus perbaikan. Dua di antaranya kondisinya sangat buruk dan harus masuk dok untuk perbaikan besar.

Tuntutan Para Sopir Truk
Para sopir mendesak pemerintah bertindak cepat“Jangan sampai ada lagi korban jiwa karena kelalaian!” seru Made. Mereka hanya minta satu hal: kapal layak dan aman.

Harapan ke Depan
Meski antrean masih ada, para pengguna jasa berharap situasi cepat membaik“Semoga semua kapal segera memenuhi standar, lalu lintas kembali normal,” harap Made.

Tragedi ini buka mata banyak pihak. Kini, tidak ada lagi toleransi untuk kapal tidak layak. Keselamatan harus jadi prioritas utama!

Exit mobile version