Exposenews.id – Di sebuah sore yang tenang, Dian, seorang karyawan swasta di Jakarta, hampir terjebak dalam modus penipuan siber terbaru yang sedang merajalela: fake base transceiver station (BTS). Tanpa disadari, ia menerima pesan singkat (SMS) dari nomor yang terlihat persis seperti SMS resmi Bank BCA. Isinya mengklaim bahwa poin reward-nya akan hangus dalam tiga hari dan harus segera ditukar.
“SMS-nya terlihat sangat meyakinkan karena seolah-olah berasal dari BCA. Saya sama sekali tidak curiga karena penawaran poin reward memang biasa diberikan ke nasabah,” ungkap Dian.
Tanpa ragu, Dian langsung mengklik tautan dalam SMS tersebut. Seketika, ia diarahkan ke sebuah situs web yang mirip dengan laman resmi BCA. Namun, ada satu hal yang membuatnya curiga: alamat URL-nya terlihat aneh dan tidak sesuai dengan domain resmi BCA (bca.co.id).
“URL-nya tidak biasa, ada karakter yang tidak wajar,” katanya.
Meski sempat ragu, rasa penasaran membuat Dian terus menjelajahi situs tersebut. Ia sampai pada halaman yang memintanya mengisi data pribadi secara detail, mulai dari nomor kartu debit/kredit, CVV, hingga one-time password (OTP).
“Saya langsung panik, apalagi sudah memasukkan nomor handphone di awal,” akunya.
Untungnya, Dian belum sempat mengisi data lengkap. Ia segera mencari info di Google dengan kata kunci “rekening poin BCA” dan menemukan banyak kasus serupa. Ternyata, ini adalah bagian dari modus penipuan fake BTS! Tanpa menunggu lama, ia langsung menghubungi Halo BCA untuk memastikan.
“Customer service BCA menjelaskan bahwa itu adalah SMS penipuan menggunakan perangkat BTS palsu. Pelaku bisa menyebarkan SMS seolah-olah dari nomor bank, tanpa terdeteksi operator seluler,” jelas Dian.
Meski hanya nomor ponsel yang terlanjur terinput, Dian segera mengambil langkah antisipasi. Ia mematikan transaksi e-commerce dan debit online melalui fitur “Kontrol Transaksi” di aplikasi myBCA.
Modus Canggih Fake BTS yang Kian Merajalela
Belakangan ini, penipuan dengan modus fake BTS semakin marak dengan berbagai variasi pesan. Menurut laman resmi BCA, pesan tersebut biasanya mengatasnamakan penawaran poin reward yang akan kadaluarsa atau hadiah undian Gebyar BCA, lengkap dengan tautan yang terlihat legit.
Begitu korban mengklik link, mereka akan dibawa ke situs palsu yang didesain mirip halaman bank. Di sana, korban diminta memasukkan data sensitif seperti nomor kartu, CVV, OTP, bahkan PIN.
Tujuan utama penipuan ini? Membobol kartu kredit/debit korban untuk transaksi online!
Yang lebih mengejutkan, tidak hanya nasabah BCA yang jadi target. Modus ini menyasar semua pengguna bank karena pelaku mengeksploitasi celah di operator seluler nasional.
Pelaku Tertangkap Basah!
Pada Selasa (25/3/2025), polisi berhasil meringkus dua pelaku asing yang kedapatan mengoperasikan perangkat fake BTS dari dalam mobil MPV. Mobil tersebut kerap berkeliling di lokasi strategis untuk menyebarkan sinyal ilegal.
Modus mereka sangat canggih! Mereka menggunakan perangkat rakitan ilegal yang bisa memancarkan sinyal seluler di berbagai frekuensi (900 MHz, 1.800 MHz, hingga 2,1 GHz). Dengan alat ini, mereka bisa mengacaukan sinyal operator resmi dan menyasar korban tanpa terdeteksi.
Tips Ampuh Hindari Penipuan Fake BTS
BCA menegaskan bahwa mereka tidak pernah meminta data pribadi nasabah via SMS, termasuk PIN, OTP, atau nomor kartu. Semua transaksi resmi hanya dilakukan melalui myBCA, BCA mobile, atau situs bca.co.id.
Agar terhindar dari penipuan, simak 4 tips penting berikut:
-
Jangan Terpancing Nama/Nomor Pengirim
Fokus pada isi pesan. Jika ada permintaan klik tautan atau isi data pribadi, waspada! -
Hati-hati dengan Penawaran Hadiah/Undian
Program Gebyar Hadiah BCA tidak pernah meminta penukaran poin di luar aplikasi resmi. -
Jangan Bagikan Data Penting!
Nomor kartu, CVV, OTP, dan PIN hanya untuk penggunaan pribadi. Jangan pernah berikan ke pihak lain! -
Konfirmasi Langsung ke BCA
Jika ragu, segera hubungi haloBCA (1500888) atau gunakan aplikasi resmi.
Kesadaran Pengguna adalah Kunci!
Kisah Dian menjadi pengingat bahwa kejahatan digital kini semakin canggih. Bahkan pesan yang terlihat resmi pun bisa jadi jebakan.
“Saya bersyukur sadar cepat. Kalau telat sedikit, bisa bahaya,” ujarnya.
Ingat, keamanan digital bukan hanya tanggung jawab sistem, tapi juga kesadaran kita sebagai pengguna. Selalu verifikasi informasi dan jangan mudah tergiur penawaran mencurigakan!
Untuk info lebih lanjut tentang modus fake BTS, klik tautan ini.