JAKARTA, Exposenews.id — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta benar-benar menunjukkan perhatian besar kepada para guru ngaji! Setiap bulan, Pemprov mengucurkan dana fantastis sebesar Rp 3,5 miliar untuk membantu 6.700 guru ngaji yang tersebar di seluruh Ibu Kota. Wah, nominal yang tidak main-main!
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, dengan semangat membagikan kabar gembira ini. Menurutnya, setiap guru ngaji akan menerima insentif rutin sebesar Rp 500.000 per bulan. “Bayangkan, totalnya hampir Rp 3,5 miliar per bulan! Ini bentuk apresiasi kami untuk para pejuang ilmu agama,” ujar Rano dengan mata berbinar saat menghadiri acara di Taman Sensori, Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (12/7/2025).
Respon Cepat Atas Keluhan Guru Ngaji
Rano mengaku, langkah ini diambil setelah mendengar langsung keluh kesah para guru ngaji yang merasa kurang diperhatikan. “Baru saja saya ke Masjid Istiqlal, bertemu banyak guru ngaji. Mereka berharap ada bantuan dari Pemprov, dan kami pun bergerak cepat!” ungkapnya.
Tak hanya itu, Bang Doel—sapaan akrab Rano—juga membeberkan bahwa 97% program 100 hari kerjanya bersama Gubernur Pramono Anung sudah hampir tuntas. Program prioritas mereka ternyata tidak main-main:
✅ Pengerukan kali dan embung untuk antisipasi banjir
✅ Kenaikan insentif RT, RW, dan dasawisma
✅ Bantuan untuk guru ngaji
“Dasawisma bakal dapat kenaikan sampai Rp 1 juta! RT dan RW juga insentifnya naik mulai bulan depan. Semua dokumen sudah Pak Gubernur tanda tangani!” seru Rano dengan semangat menggebu, sambil menepuk meja penuh keyakinan.
Fokus Kerja Nyata, Bukan Pencitraan!
Rano mengungkapkan bahwa Pramono Anung lebih memilih bekerja diam-diam tanpa mencari pencitraan berlebihan. “Karakter Pak Gubernur memang tidak suka cari panggung. Buat apa berenang di got atau pamer kerja? Yang penting hasilnya nyata!” tegasnya.
“Kami terus memprioritaskan penanganan banjir, mulai dari mengendalikan air rob hingga menanggulangi kiriman air hujan dari daerah hulu,” tegas Rano. “Kami kerja tanpa banyak bicara. Yang penting, saat hujan datang, warga Jakarta tetap aman dan bahagia,” tambahnya.
Guru Ngaji Senang, Masyarakat pun Dapat Manfaat
Bantuan ini jelas disambut gembira oleh para guru ngaji. Bayangkan, dengan tambahan Rp 500.000 per bulan, kehidupan mereka bisa lebih sejahtera. Apalagi, guru ngaji punya peran vital dalam membentuk akhlak generasi muda.
“Alhamdulillah, suara kami akhirnya didengar!” seru sang guru ngaji dengan mata berkaca-kaca. “Duit Rp 500 ribu ini memang membantu, tapi yang bikin hati hangat justru pengakuan itu. Selama ini kami mengajar dengan ikhlas, sekarang pemerintah tunjukkan bahwa jerih payah kami berharga,” tuturnya sembari menyeka sudut mata, memilih untuk tetap anonim.
Apa Kata Netizen?
Kebijakan Pemprov DKI ini langsung viral di media sosial. Banyak warganet memuji langkah konkret ini:
-
“Salut! Guru ngaji juga pahlawan pendidikan, pantas dapat perhatian lebih!”
-
“Semoga daerah lain ikut contoh Pemprov DKI!”
-
“Ini baru kerja nyata, bukan sekadar janji!”
Namun, ada juga yang penasaran: “Dana segitu dari APBD mana ya? Jangan-jangan malah bikin defisit?”
Pemprov DKI membuktikan bahwa kerja nyata lebih penting daripada pencitraan. Dengan bantuan ini, guru ngaji bisa lebih fokus mengajar tanpa khawatir masalah ekonomi.
Nah, bagaimana tanggapanmu? Setuju dengan langkah Pemprov DKI? Atau ada saran lain untuk program selanjutnya? Yuk, share pendapatmu di kolom komentar!