JAKARTA, Exposenews.id – Keberadaan alat gym di Halte Transjakarta Menara Astra, Jakarta Pusat, menuai tanggapan dari warga. Banyak yang menilai fasilitas ini kurang efektif karena pengguna halte umumnya hanya singgah sebentar sebelum melanjutkan perjalanan. Alih-alih dimanfaatkan untuk berolahraga, alat-alat itu justru lebih sering dipakai sebagai tempat duduk tambahan.
Randi (35), seorang pekerja yang kerap menggunakan halte tersebut, mengungkapkan pendapatnya. “Kalau menurut saya, alat gym di sini kurang efisien. Soalnya, orang-orang di halte kan biasanya buru-buru atau cuma nunggu bus beberapa menit,” ujarnya saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (25/6/2025). Ia mengaku pernah melihat beberapa orang menggunakan alat tersebut, tapi hanya untuk duduk-duduk santai. “Paling dipakai buat duduk aja kalau bangku halte penuh. Buat olahraga serius? Kayaknya enggak,” tambahnya.
“Saya belum pernah lihat ada yang benar-benar pakai alat gym itu. Kebanyakan penumpang langsung duduk atau naik bus begitu datang,” jelasnya. Meski begitu, ia tidak menampik bahwa ide penyediaan alat gym termasuk inovasi menarik. Hanya saja, menurutnya, perlu pertimbangan lebih matang soal lokasi dan kebutuhan pengguna.
Charger Gratis dan Fasilitas Lain Lebih Relevan
Ketimbang alat gym, warga justru menganggap fasilitas seperti charger ponsel gratis jauh lebih bermanfaat. Desi menegaskan, “Colokan charger itu penting banget. Kadang baterai HP tinggal sedikit, jadi bisa di-charge sebentar sambil nunggu bus.” Fasilitas ini dinilai lebih sesuai dengan kebutuhan harian pengguna transportasi umum yang mengandalkan ponsel untuk navigasi atau komunikasi.
Ada pula cermin besar dengan lampu LED, meski fungsinya belum terlalu jelas bagi sebagian pengguna. “Kalau cermin mungkin buat cek penampilan sebelum naik bus, ya? Tapi charger dan peta rute jelas lebih berguna,” komentar seorang pengguna halte yang enggan disebut namanya.
baca juga: Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia di ASEAN U23 Championship 2025, simak lengkapnya!
Randi dan Desi menegaskan bahwa meskipun alat gym kurang efektif, Transjakarta tidak boleh berhenti berinovasi. Mereka sepakat pembaruan fasilitas tetap penting, asal benar-benar menjawab kebutuhan pengguna.“Misalnya, tambahkan kursi yang lebih nyaman atau WiFi gratis. Itu bakal lebih berguna,” usul Randi.
Sementara itu, pihak Transjakarta bisa mempertimbangkan untuk mengevaluasi penggunaan alat gym di halte. Di situ pasti lebih banyak yang memakainya.”
Efektivitas Fasilitas Harus Jadi Prioritas
Dari tanggapan warga, terlihat bahwa keberhasilan sebuah inovasi tergantung pada seberapa besar manfaatnya bagi pengguna. Alat gym mungkin terlihat menarik di atas kertas, tapi dalam praktiknya, justru fasilitas sederhana seperti charger atau kursi tambahan yang lebih berdampak.
Ke depan, pihak Transjakarta perlu menyelenggarakan sosialisasi dan survei kebutuhan penumpang sebelum menambahkan fasilitas baru di halte. Dengan cara ini, mereka bisa memastikan setiap pembaruan benar-benar meningkatkan kenyamanan pengguna. “Intinya sih, fasilitas umum itu harus sesuai kebutuhan, bukan sekadar ada,” pungkas Randi.
Nah, bagaimana pendapatmu? Apakah alat gym di halte berguna atau justru mubazir? Yuk, bagi pengalamanmu jika pernah menggunakan fasilitas ini!