Exposenews.id – Dunia sempat menahan napas ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tiba-tiba mengumumkan kesepakatan gencatan senjata antara Iran dan Israel pada Selasa (24/5/2025). Meski kabar gencatan tersebar, ketegangan masih menyelimuti kedua negara setelah 12 hari berperang sejak 13 Juni lalu.
Tanpa basa-basi, Trump langsung memuji kedua pihak lewat unggahan di Truth Social. “Saya ingin memberi selamat kepada Israel dan Iran atas stamina, keberanian, dan kecerdasannya mengakhiri apa yang bisa disebut Perang 12 Hari,” tulisnya. Mantan presiden AS itu juga menegaskan, gencatan senjata akan berlaku secara bertahap dalam 24 jam ke depan.
Respons Pro-Gencatan: Israel Klaim Kemenangan, Iran Pamer Kekuatan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu cepat-cepat merespons usulan Trump. “Israel menerima gencatan senjata karena tujuan militer kami sudah tercapai,” tegasnya dalam pernyataan resmi. Netanyahu mengklaim Tel Aviv berhasil menghancurkan ancaman nuklir dan rudal balistik Iran. Tak lupa, dia berterima kasih kepada Trump dan AS atas dukungan militernya.
Sementara itu, Iran baru mengonfirmasi gencatan belakangan. Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran menyebut keputusan ini sebagai “kemenangan strategis”. “Pasukan kami memberi pelajaran memalukan kepada musuh,” klaim mereka. Teheran juga membanggakan serangan balasannya yang “tepat waktu dan proporsional”, hingga memaksa Israel “menyesal dan mundur”.
Gencatan Tercoreng: Rudal Masih Terbang, Korban Berjatuhan
Namun, gencatan senjata langsung diuji beberapa jam setelah diumumkan. Israel melaporkan Iran melanggar kesepakatan dengan meluncurkan rudal ke wilayahnya. “Serangan ini menewaskan sejumlah warga sipil,” ungkap pihak militer dan layanan darurat Israel.
Fakta ini memicu kemarahan Netanyahu, yang sebelumnya sudah menyatakan kemenangan. Di sisi lain, Iran bungkam—tidak membantah maupun mengakui pelanggaran tersebut.
Trump Geram: “Ini Akan Berakhir Buruk!”
Donald Trump, yang awalnya berbangga sebagai penengah, tiba-tiba berubah murka. “Jika gencatan terus dilanggar, perang bisa berkobar lebih dahsyat,” ancamnya. Dia menuding kedua pihak “tidak serius” dengan komitmen perdamaian.
baca juga: Trump Marah-marah Suruh Pilot Israel Pulang, Mengapa?
Apa yang Terjadi Selanjutnya?
Dunia kini menunggu:
-
Apakah Israel akan balas menyerang Iran?
-
Akankah Trump memaksa sanksi baru untuk kedua negara?
-
Bisakah PBB turun tangan mengawasi gencatan?
Satu hal yang pasti—perang mungkin berhenti sementara, tetapi permusuhan masih menyala.