WASHINGTON DC, Exposenews.id – Misi pengeboman B-2 Spirit milik Amerika Serikat (AS) ke Iran pada Minggu (22/6/2025) menyimpan cerita seru yang jarang terungkap. Ternyata, tujuh pesawat siluman legendaris ini harus menempuh perjalanan panjang dan melelahkan demi menyelesaikan operasi rahasia mereka.
Penerbangan Marathon 18 Jam Nonstop
Pesawat-pesawat canggih ini langsung melesat dari Pangkalan Udara Whiteman di Missouri pada Jumat (20/6/2025). Tanpa berhenti, mereka menuju timur dengan kecepatan tinggi. Total, bomber B-2 menghabiskan 18 jam di udara sebelum akhirnya tiba di target pada Minggu dini hari. Bahkan, jika dihitung pulang-pergi, kru pesawat harus bertahan di udara selama 37 jam penuh!
Isi Bahan Bakar di Udara: Tantangan Ekstra
Agar bisa menyelesaikan misi sejauh ini, bomber B-2 harus beberapa kali mengisi bahan bakar di udara. Proses ini dilakukan dengan bantuan pesawat tanker khusus. Bayangkan, sambil terus bergerak, pesawat raksasa ini harus menyambung selang bahan bakar di langit—sebuah manuver yang membutuhkan ketepatan tinggi.
kunjungi mposakti
Kenyamanan Pilot Tetap Jadi Prioritas
Jadi, pilot bisa makan dan minum tanpa harus kelaparan. Bahkan, ada ruang khusus bagi salah satu pilot untuk berbaring dan istirahat sementara rekannya mengambil alih kemudi.
Otomatisasi Canggih Bantu Penerbangan Ekstrem
Dengan rentang sayap raksasa mencapai 52 meter, pesawat B-2 Spirit hanya membutuhkan dua pilot untuk mengendalikannya!
Bagaimana caranya? Pesawat siluman legendaris ini mengandalkan sistem otomatis canggih yang bekerja tanpa henti untuk memastikan navigasi jarak jauh tetap presisi. Teknologi mutakhirnya mampu mengatur keseimbangan, kecepatan, hingga rute penerbangan—memungkinkan kedua pilot fokus pada misi utama mereka.
baca juga: Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia di ASEAN U23 Championship 2025, simak lengkapnya!
. Teknologi canggih ini memungkinkan pesawat tetap stabil meski pilot sedang beristirahat.
Misi Terpanjang Sejak Serangan ke Afghanistan
Operasi “Midnight Hammer” ini tercatat sebagai misi terpanjang B-2 sejak serangan AS ke Afghanistan pasca-9/11. Pilot bomber ini memang dilatih khusus untuk menghadapi penerbangan maraton. Menurut The Atlantic, dalam misi sebelumnya, mereka bahkan membawa tempat tidur lipat atau alas camping untuk beristirahat.
Dukungan Armada Tempur
Meski B-2 dikenal sebagai pesawat siluman yang bisa bekerja mandiri, mereka tidak sendirian. Saat mendekati wilayah Iran, armada jet tempur dan pesawat pendukung lainnya bergabung untuk memberikan perlindungan ekstra.
Fakta Unik Lainnya
-
Toilet Darurat: Meski ada toilet, pilot lebih sering menggunakan pispot portabel karena lebih praktis.
-
Makanan Instan: Menu makanan didominasi MRE (Meals Ready-to-Eat) yang bisa dipanaskan di microwave.
-
Latihan Khusus: Sebelum misi, pilot menjalani simulasi penerbangan 40 jam untuk menguji ketahanan fisik dan mental.
Misi B-2 ke Iran bukan sekadar aksi pengeboman biasa. Di baliknya, ada perjuangan panjang kru yang harus bertahan di udara selama 37 jam dengan segala keterbatasan.
Operasi udara AS selalu unggul berkat kombinasi teknologi mutakhir, pilot-pilot tangguh, dan strategi yang brilian. Mereka melakukan berbagai inovasi luar biasa—seperti pengisian bahan bakar di udara, sistem istirahat bergantian antar kru, dan pemanfaatan teknologi otomatis canggih—semua demi memastikan misi berjalan sukses tanpa hambatan.
Dengan dukungan sistem navigasi presisi tinggi dan pesawat tempur generasi terbaru, AS terus membuktikan bahwa kekuatan udaranya benar-benar di atas segalanya. Pilot-pilot terlatih mereka mampu bertahan di udara berjam-jam berkat taktik pengisian bahan bakar mid-air, sementara teknologi otomatis memastikan setiap manuver tetap akurat meski dalam kondisi ekstrem.
Tak heran jika dunia mengakui: ketika AS bergerak di udara, tidak ada yang bisa menandingi kecepatan, kecerdikan, dan keunggulan teknologinya!
Namun, misi seperti ini juga mengingatkan betapa beratnya tugas awak pesawat bomber dalam menjaga keamanan global.