JAKARTA, Exposenews.id – Muhammad Rahul, Anggota DPR RI Fraksi Gerindra, menuntut aparat menertibkan kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Pelalawan, Riau secara menyeluruh tanpa tebang pilih. Pasalnya, luas lahan konservasi yang semula mencapai 81.739 hektar kini menyusut drastis menjadi hanya 12.000 hektar. Sisanya, 69.000 hektar, beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit ilegal dan pemukiman warga.
“Hukum harus ditegakkan tuntas! Tidak boleh ada kompromi untuk mafia tanah atau penguasa lahan ilegal di kawasan konservasi,” tegas Rahul dalam siaran persnya, Senin (23/6/2025). Ia menekankan, penyelamatan Tesso Nilo bukan sekadar tentang perlindungan hutan dan gajah, tapi juga bukti keberadaan negara yang berwibawa dan manusiawi.
Relokasi Berkeadilan untuk Warga
Rahul mendorong pemerintah daerah, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kementerian Kehutanan untuk menyiapkan mekanisme relokasi yang adil. Ia berjanji akan mengawal proses ini agar tidak memicu konflik horizontal, melainkan menjadi momentum perbaikan tata kelola hutan nasional.
Ia juga menyatakan dukungan penuh terhadap langkah tegas Kapolda Riau, Irjen Pol Herry Heryawan, dalam memberantas perambahan liar di TNTN. Namun, Rahul mengingatkan, proses penertiban harus transparan dan berkeadilan sosial. “Ini bukan hanya soal penindakan, tapi juga tentang keadilan bagi masyarakat,” jelasnya.
baca juga: Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia di ASEAN U23 Championship 2025, simak lengkapnya!
Kawasan Hutan Rusak Parah Akibat Sawit Ilegal
Sebelumnya, pemerintah telah mengungkap bahwa 40.000 hektar kawasan TNTN dibuka paksa dan ditanami sawit secara ilegal. Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kemenhut, Dwi Januanto Nugroho, menyatakan bahwa pemerintah akan memulihkan kawasan tersebut melalui rehabilitasi berbasis padat karya, restorasi ekosistem, dan penegakan hukum menyeluruh.
“TNTN adalah target strategis Presiden dalam program pemulihan hutan. “Kami akan mengumumkan hasil awal pada 17 Agustus 2025,” tegas Dwi dalam keterangannya, Jumat (20/6/2025). Ia menegaskan seluruh jajaran Kemenhut mendukung penuh upaya ini dengan pendekatan komprehensif dan humanis.
kunjungi laman MPOSAKTI
Ancaman Pembunuhan hingga Degradasi Ekosistem
Situasi di TNTN semakin memanas setelah Kepala Balai TNTN menerima ancaman pembunuhan. Komandan Satgas Garuda juga melaporkan kondisi kawasan yang sangat memprihatinkan. Populasi gajah terus menurun, sementara degradasi hutan makin parah akibat aktivitas ilegal pendatang dalam 20 tahun terakhir.
Yang lebih ironis, dari 15.000 jiwa yang tinggal di kawasan TNTN, hanya 10% yang merupakan penduduk asli. Sebagian besar adalah okupasi ilegal yang merusak ekosistem.
Aksi Nyata atau Sekadar Pencitraan?
Rahul mendesak pemerintah tidak hanya berhenti pada operasi penertiban, tetapi juga memastikan keberlanjutan pemulihan ekosistem dan perlindungan hak-hak warga terdampak. “Kami akan terus pantau agar tidak ada lagi praktik mafia tanah yang menggerogoti kawasan konservasi,” tegasnya.
Dengan langkah tegas ini, diharapkan Tesso Nilo bisa kembali menjadi rumah aman bagi satwa langka sekaligus contoh baik penegakan hukum lingkungan yang berkeadilan.