BAGHDAD, Exposenews.id – Pemerintah Irak langsung angkat bicara dan memberikan peringatan keras! Mereka menyebut serangan militer Amerika Serikat (AS) ke fasilitas nuklir Iran bukan hanya bahaya bagi Teheran, tapi juga ancaman serius bagi perdamaian dan stabilitas Timur Tengah.
“Kami sangat prihatin dan mengecam keras target serangan AS yang mengincar fasilitas nuklir Iran,” tegas Juru Bicara Pemerintah Irak, Basim Alawadi, Minggu (22/6/2025). Tanpa basa-basi, ia menambahkan, “Eskalasi militer ini bisa memicu kekacauan besar di kawasan dan mengancam keamanan regional!”
Alawadi bahkan membeberkan risiko lebih jauh. Menurutnya, jika serangan seperti ini terus berlanjut, dampaknya bakal seperti efek domino—bisa memicu konflik berbahaya yang merembet ke negara-negara lain.
Irak pun mendesak dunia internasional untuk segera turun tangan. Mereka menyerukan de-eskalasi dan membuka jalur diplomasi darurat agar situasi tidak makin panas dan krisis tidak meluas.
baca juga: TRUMP BONGKAR RAHASIA! AS TAK KUASA HENTIKAN SERANGAN ISRAEL KE IRAN, INI KATA DUNIA
Sementara itu, situasi di Irak makin mencekam! Kabarnya, AS mulai menarik lebih banyak staf diplomatiknya dari negara tersebut. Ini jadi langkah antisipasi menyusul ketegangan regional yang memanas setelah serangan AS ke Iran.
Seorang pejabat AS mengonfirmasi, “Kami sedang mengefisiensikan operasi, jadi sejumlah staf tambahan telah dipulangkan pada 21-22 Juni.” Tindakan ini disebut sebagai bagian dari langkah pencegahan sejak pekan lalu, mengingat ketegangan di kawasan terus meroket.
Meski begitu, pejabat itu menegaskan bahwa Kedutaan AS di Irak tetap beroperasi normal. Namun, isu ini bikin banyak pihak waspada, apalagi setelah Presiden Donald Trump resmi mengumumkan serangan ke situs nuklir Iran.
Iran sendiri sudah ancam balas dendam! Mereka berjanji akan serang pangkalan militer AS di Timur Tengah jika konflik pecah. Nah, di Irak, kekhawatiran terbesar justru datang dari kelompok bersenjata pro-Iran yang siap bikin masalah buat kepentingan AS.
kunjungi laman MPOSAKTI
Selama ini, Irak berusaha keras menjaga netralitas di antara dua sekutunya—Teheran dan Washington. Tapi, situasi sekarang bikin Irak seperti medan perang proxy yang siap meledak kapan saja!