RIYADH, Exposenews.id – Pemerintah Arab Saudi langsung angkat bicara usai serangan udara AS mengguncang tiga fasilitas nuklir utama Iran. “Tidak ada dampak radiasi yang terdeteksi di wilayah Teluk!” tegas otoritas Saudi dalam pernyataan resminya, Minggu (22/6/2025). Langsung, pernyataan ini meredam ketegangan internasional yang khawatir ancaman kontaminasi radioaktif pasca-serangan.
Iran pun tak tinggal diam. Media pemerintahnya mengutip laporan Pusat Sistem Keselamatan Nuklir Nasional yang menyatakan, “Alat detektor radiasi kami tidak mencatat kebocoran bahan radioaktif sama sekali!” Fasilitas Fordow, Natanz, dan Isfahan—yang jadi sasaran serangan—diklaim masih aman. Namun, Badan Energi Atom Iran (AEOI) geram dan menyebut serangan ini sebagai “tindakan brutal yang melanggar hukum internasional!”
kunjungi Laman MPOSAKTI
“Serangan ilegal ini tidak akan menghentikan kemajuan teknologi nuklir kami!” tegas AEOI lewat siaran resmi IRNA. Mereka juga memastikan warga sekitar lokasi tetap aman, “Tidak ada bahaya radiasi bagi penduduk!”
IAEA ikut angkat suara. Badan atom dunia ini mengonfirmasi, serangan Israel sebelumnya ke fasilitas nuklir Iran tidak memicu kebocoran radiasi yang terukur. Namun, AS tetap nekat. Presiden Donald Trump dengan bangga mengunggah di Truth Social, “Semua pesawat kami kembali dengan selamat, serangan ini sukses besar!”
baca juga: TRUMP BONGKAR RAHASIA! AS TAK KUASA HENTIKAN SERANGAN ISRAEL KE IRAN, INI KATA DUNIA
Trump sebut ini “waktu untuk damai”, tapi aksinya justru memicu ketegangan global. Serangan menggunakan bom penghancur bunker ini disebut sebagai langkah paling berani dalam kebijakan luar negerinya. Padahal, intelijen AS sendiri mengaku Iran belum memutuskan untuk bikin senjata nuklir.
Israel sudah lebih dulu memulai. Sepekan sebelum AS menyerang, mereka sudah membombardir sistem pertahanan udara dan fasilitas pengayaan uranium Iran. Kini, dunia menunggu reaksi berikutnya.