Koalisi Pimpinan AS Tembak Jatuh 2 Drone Iran di Irak, Ketegangan Israel-Iran Memanas

BAGDAD, Exposenews.id – Pasukan koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat berhasil menembak jatuh dua drone milik Iran yang diduga sedang menuju Israel. Insiden ini terjadi di wilayah udara Irak, menurut laporan dua pejabat militer Irak kepada AFP pada Minggu (15/6/2025).

Salah satu pejabat mengungkapkan, “Koalisi internasional di pangkalan Ain al-Asad menembak jatuh dua pesawat nirawak Iran yang sedang dalam perjalanan ke Israel.” Pangkalan Ain al-Asad, yang terletak di Irak barat, memang menjadi markas utama pasukan asing pimpinan AS.

baca juga: Israel – Iran Berbalas Serangan, Drone Nyasar Tewaskan Warga Sipil di Suriah

Operasi Penembakan Drone Berlangsung Malam Hari
Penembakan terjadi antara Sabtu malam hingga Minggu dini hari. Kedua pejabat yang memberikan informasi ini meminta anonimitas karena sensitivitas isu. Sumber lain menjelaskan, drone Iran menjadi sasaran setelah memasuki perimeter pertahanan koalisi. Pasukan koalisi sendiri telah mendapat perintah untuk langsung menanggapi setiap ancaman potensial.

Insiden Terjadi di Tengah Eskalasi Israel-Iran
Kejadian ini memperburuk ketegangan antara Iran dan Israel, yang sudah memanas sejak Jumat (13/6/2025). Kala itu, Israel melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah Iran, menghantam fasilitas nuklir, militer, hingga permukiman sipil.

Sebagai balasannya, Iran meluncurkan ratusan drone dan rudal balistik ke Israel. Sebagian rudal dan drone jatuh di Irak, tetapi mayoritas mendarat di daerah gurun tanpa menimbulkan korban. Sebelumnya, pada Jumat, seorang pejabat Irak juga melaporkan bahwa koalisi berhasil menembak jatuh satu “drone peledak” di pangkalan Ain al-Asad.

Posisi Dilematis Irak di Tengah Konflik
Pemerintah Irak sendiri terjepit di antara dua sekutu kuatnya: Iran dan AS. Meski dikenal dekat dengan Teheran, Baghdad juga menjalin kemitraan strategis dengan Washington. Saat ini, sekitar 2.500 tentara AS masih bertugas di Irak sebagai bagian dari misi koalisi anti-terorisme.

kunjungi laman MPOSAKTI

Menurut rencana, pasukan koalisi akan ditarik secara bertahap. Pada September 2025, mereka akan mulai meninggalkan sejumlah pangkalan di Irak federal, termasuk Ain al-Asad. Sementara penarikan penuh dari wilayah Kurdistan Irak ditargetkan selesai akhir 2026.

Peringatan Keras dari Kelompok Pro-Iran
Menyikapi situasi ini, Kataeb Hezbollah, kelompok bersenjata Irak yang dekat dengan Iran, mengeluarkan ancaman terbuka kepada AS. Mereka memperingatkan Washington agar tidak ikut campur dalam konflik Israel-Iran.

“Republik Islam tidak butuh bantuan militer dari siapapun untuk melawan musuhnya. Mereka punya pasukan dan kemampuan untuk menghancurkan Netanyahu,” tegas kelompok itu dalam pernyataan resminya.

Lebih lanjut, mereka mengancam, “Kami terus memantau pergerakan tentara AS. Jika Amerika ikut perang, kami akan langsung menyerang kepentingan dan pangkalan mereka di seluruh kawasan tanpa ragu.”

Analisis: Potensi Konflik Lebih Luas
Insiden penembakan drone ini semakin memperumit situasi di Timur Tengah. Dengan AS terlibat langsung dalam mencegat serangan Iran, risiko konflik regional semakin nyata. Apalagi, kelompok militan seperti Kataeb Hezbollah siap membalas jika AS dinilai melangkah lebih jauh.

Sementara itu, Irak kembali menjadi medan perebutan pengaruh antara AS dan Iran. Penarikan pasukan AS yang sudah direncanakan bisa saja terganggu jika ketegangan terus meningkat.

Apa Langkah Selanjutnya?
Pemerintah Irak belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden terbaru ini. Namun, Baghdad kemungkinan akan berusaha meredam ketegangan agar tidak terlibat lebih dalam. Di sisi lain, AS dan Israel tetap waspada terhadap serangan balasan lebih lanjut dari Iran.

Dunia internasional pun mengawasi dengan cemas. Jika eskalasi terus berlanjut, bukan tidak mungkin konflik ini akan memicu krisis yang lebih besar di kawasan Timur Tengah.

Exit mobile version