Kesal Pesanan Air Tak Kunjung Datang, Pembani Pukuli Tukang Galon Isi Ulang

LAMPUNG, Exposenews.id – Seorang tukang air galon isi ulang di Kabupaten Pringsewu, Lampung, menjadi korban penganiayaan setelah pembelinya meluapkan emosi karena pesanan terlambat diantar. Kejadian memilukan ini terjadi di Kecamatan Pagelaran pada Selasa (3/6/2025) siang, melibatkan Toni Aprian (50), warga Pekon Sukaratu, dan Desana Wahyu (25), pekerja pengantar air dari Pekon Pujiharjo.

Polisi Turun Tangan, Mediasi Berjalan Lancar
Kapolsek Pagelaran, AKP Sudirman, menjelaskan bahwa kasus ini telah diselesaikan secara kekeluargaan melalui musyawarah di tingkat pekon. “Kedua belah pihak akhirnya berdamai setelah kami fasilitasi mediasi,” ungkap Sudirman dalam keterangan pers, Rabu sore.

Awal Mula Konflik: Tunggu Air Tak Kunjung Tiba
Berdasarkan keterangan polisi, masalah ini berawal ketika Toni memesan air galon isi ulang kepada Wahyu. Namun, karena proses pengantaran yang molor, kesabaran Toni pun habis. Begitu Wahyu tiba membawa pesanan, emosi Toni langsung meledak. Tanpa berpikir panjang, ia menghajar Wahyu dengan pukulan.

Wahyu, yang hanya seorang pekerja lepas di depot air tersebut, sama sekali tidak membalas saat dipukuli. Untungnya, warga sekitar segera melerai dan mencegah insiden ini berujung lebih buruk.

Polisi Cepat Bertindak, Kedua Pihak Akhirnya Berdamai
Mendapat laporan dari Bhabinkamtibmas, polisi segera turun tangan untuk mendamaikan kedua pihak. “Kami langsung mengajak mereka serta keluarga untuk berdiskusi dan mencari solusi terbaik,” jelas Sudirman.

Proses mediasi berlangsung lancar dengan nuansa kekeluargaan. Toni dan Wahyu akhirnya sepakat saling memaafkan dan memilih jalan damai. Mereka juga berkomitmen tidak akan membawa kasus ini ke ranah hukum.

“Alhamdulillah, semuanya sudah selesai dengan baik. Kami harap kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” tandas Sudirman.

Analisis Konflik: Emosi vs Kesabaran

Insiden ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya mengendalikan emosi. Meskipun keterlambatan pesanan bisa memicu kesal, kekerasan fisik bukanlah solusi. Wahyu, sebagai pekerja, sebenarnya hanya menjalankan tugas tanpa punya kendali penuh atas waktu pengantaran.

Solusi Kedepan: Komunikasi yang Lebih Baik
Depot air galon sebaiknya memberikan estimasi waktu pengiriman yang jelas kepada pelanggan. Di sisi lain, pelanggan juga perlu bersabar dan menanyakan langsung jika pesanan dirasa terlalu lama. Dengan komunikasi yang baik, konflik seperti ini bisa dihindari.

Pesan Moral: Jangan Gunakan Kekerasan!

Polisi mengingatkan masyarakat agar selalu menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. “Kekerasan hanya akan memperkeruh keadaan. Lebih baik selesaikan segala persoalan dengan musyawarah,” pesan Sudirman.

Kasus ini berakhir baik berkat kesadaran kedua pihak untuk berbesar hati. Semoga kisah ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih sabar dan bijak dalam menghadapi masalah sehari-hari.

Exit mobile version