Tragedi Argo Ericko: Mimpi S2 ke Luar Negeri dan Cita-Cita Membahagiakan Ibunda yang Sirna

DEPOK, Exposenews.id – Dunia berhenti sejenak untuk Meiliana (48) ketika kabar duka tentang anak semata wayangnya, Argo Ericko Achfandi (19), menghampirinya. Mahasiswa Fakultas Hukum UGM itu tewas dalam kecelakaan tragis di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (24/5/2025) dini hari. Christiano Pengarapenta Pengidahan Tarigan, mahasiswa FEB UGM, menabrak Argo dengan mobil BMW hingga korban tewas seketika.

Bagi Meiliana, kepergian Argo bukan sekadar kehilangan anak, melainkan juga harapan yang ia peluk erat selama 11 tahun. Sejak ditinggal suaminya, ia berjuang sendiri membesarkan Argo dan adiknya. Sebelum meninggal, Argo sempat berjanji akan membahagiakan sang ibu dan adiknya yang masih duduk di bangku SMA.

“Dia punya semangat luar biasa untuk masa depannya. Tujuannya mulia: membahagiakan ibunya yang single parent dan adiknya yang masih sekolah,” kata Meiliana dengan suara bergetar saat ditemui di rumah duka di Kalibaru, Cilodong, Depok, Sabtu (31/5/2025).

Pendiam yang Penuh Bakat

Meski terlihat pendiam, Argo ternyata menyimpan segudang prestasi yang bahkan tak sepenuhnya diketahui ibunya. Dari cerita teman-teman yang melayat, Meiliana baru menyadari betapa besar pengaruh anaknya.

Tak hanya aktif mengajar anak-anak SD di sela kesibukan kuliah, Argo juga rajin menulis tentang berbagai isu sosial. Tulisan-tulisannya sering menjadi inspirasi bagi rekan-rekan di organisasi kampus.

“Aku baru tahu ternyata dia punya dampak besar, bukan cuma di fakultasnya, tapi juga lintas kampus dan teman-teman sekolahnya sejak SD,” ujar Meiliana, tak mampu menahan haru.

Tak Hanya Mengejar IPK

Argo bukan tipe mahasiswa yang hanya fokus pada nilai. Dia sadar betul bahwa kehidupan kampus bukan sekadar tentang IPK. Karena itu, dia meminta izin ibunya untuk aktif berorganisasi.

“Bunda, aku mau ikut organisasi,” kenang Meiliana menirukan ucapan Argo. “Ya boleh, tapi nilai jangan sampai turun,” jawabnya kala itu. “Bisa, Bun!” balas Argo penuh keyakinan.

Dan benar saja, Argo membuktikan diri bisa membagi waktu antara akademik dan kegiatan lain. “Dia benar-benar luar biasa. IPK-nya tetap bagus, tapi dia juga punya waktu untuk berkontribusi banyak hal,” tambah Meiliana bangga.

Mimpi yang Tak Sempat Terwujud

Argo bercita-cita menjadi pengacara perusahaan (corporate lawyer). Bahkan, dia sudah merencanakan kuliah S2 di luar negeri melalui beasiswa LPDP. Meski baru semester dua, persiapannya sudah dimulai sejak sekarang.

“Dia bilang, ‘Bunda, aku harus persiapkan dari sekarang biar tiga tahun lagi bisa dapat beasiswa’,” cerita Meiliana. Rencana matang itu membuatnya semakin yakin bahwa Argo adalah anak dengan visi yang jelas.

“Aku sangat bangga punya anak seperti dia. Dia punya tujuan hidup yang begitu kuat,” ucap Meiliana dengan air mata berlinang.

Proses Hukum Tetap Berjalan

Setelah kecelakaan itu, keluarga pengemudi BMW sempat menyampaikan permintaan maaf secara tidak langsung. Namun, Meiliana belum bisa menerimanya karena kesedihan yang masih mendalam.

“Maaf, kondisi saya masih sangat berduka. Saya butuh waktu,” katanya singkat.

Meski menghargai permintaan maaf tersebut, Meiliana menegaskan bahwa proses hukum harus tetap berjalan. Kabar tentang tawaran uang damai Rp 1 miliar pun tak digubrisnya.

“Saya hanya ingin keadilan untuk anak saya. Proses hukum tidak boleh berhenti,” tegasnya.

Pada 27 Mei 2025, kepolisian akhirnya menetapkan Christiano sebagai tersangka dalam kasus ini. Kini, Meiliana hanya berharap keadilan benar-benar ditegakkan untuk Argo, pemuda berbakat yang mimpi-mimpinya ikut terkubur bersamanya.