Exposenews.id, Manado – Firman Tuhan hari ini terambil dalam Kejadian 39:13-20. Begini bunyi firman Tuhan:
(13) Ketika dilihat perempuan itu, bahwa Yusuf meninggalkan bajunya dalam tangannya dan telah lari ke luar,
(14) dipanggilnyalah seisi rumah itu, lalu katanya kepada mereka: “Lihat, dibawanya ke mari seorang Ibrani, supaya orang ini dapat mempermainkan kita. Orang ini mendekati aku untuk tidur dengan aku, tetapi aku berteriak-teriak dengan suara keras.
(15) Dan ketika didengarnya bahwa aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannyalah bajunya padaku, lalu ia lari ke luar.”
(16) Juga ditaruhnya baju Yusuf itu di sisinya, sampai tuan rumah pulang.
(17) Perkataan itu jugalah yang diceritakan perempuan itu kepada Potifar, katanya: “Hamba orang Ibrani yang kaubawa ke mari itu datang kepadaku untuk mempermainkan aku.
(18) Tetapi ketika aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannya bajunya padaku, lalu ia lari ke luar.”
(19) Baru saja didengar oleh tuannya perkataan yang diceritakan isterinya kepadanya: begini begitulah aku diperlakukan oleh hambamu itu, maka bangkitlah amarahnya.
(20) Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus, fitnah adalah perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang (seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan orang). Istri Potifar memfitnah Yusuf karena tidak mengikuti kemauannya.
Ayat-ayat Alkitab yang dibaca hari ini menceriterakan bagaimana istri Potifar menyerang Yusuf dengan tuduhan palsu dan merekayasa bukti serta peristiwa yang terjadi. Dengan kemampuan akting ia mendramatisir keadaan untuk memutarbalikkan fakta dan kebenaran.
Sehingga orang banyak percaya pada cerita bohongnya, karena kebencian dan dendamnya. Ia berhasil memainkan drama kebohongan di depan suaminya dengan berkata, “Hamba orang Ibrani yang kaubawa ke mari itu datang kepadaku untuk mempermainkan aku. Tetapi ketika aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannya bajunya padaku, lalu ia lari ke luar.”
Suaminya, Potifar, percaya pada cerita istrinya padahal semua itu adalah fitnah sebagai pelampiasan kemarahannya kepada Yusuf yang menolak hasratnya. Yusuf berada pada tidak berdaya menerima hukuman tuannya karena dianggap bersalah.
Tidak ada hak membela diri bagi seorang budak. “Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara. ” Yusuf menerima semuanya dengan tabah.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus, Tuhan Allah menghendaki setiap orang Kristen untuk hidup setia kepada-Nya. Jangan pernah takut difitnah bahkan untuk menderita sekalipun.
Jika Yusuf tidak melawan fitnahan karena ia seorang budak, maka kita sekarang ini sebagai orang bebas harus melawan fitnahan dengan menunjukkan bukti kebenaran. Tetapi jangan kita menjadi pemfitnah seperti istri Potifar.
Sikap setia kepada Tuhan Allah, bukan tanpa tantangan, tetapi justru teruji dan terbukti di tengah godaan, fitnah dan penderitaan. Orang yang setia akan selalu mendapatkan jaminan pertolongan dari Tuhan Allah dalam menghadapi risiko fitnahan.
Ia akan memberikan kesabaran dan ketabahan menanggung penderitaan serta kekuatan dan keberanian memperjuangkan kebenaran. Untuk itu keluarga Kristen diharapkan supaya mendidik dan melatih setiap anggota keluarga agar memiliki perangai yang baik sebagai orang Kristen dan tetap setia melakukan firman Tuhan dalam kehidupan setiap hari.
Dengan mencintai kebenaran, kebaikan dan keadilan, tanpa ada dusta dan fitnah. Sehingga hidup keluarga kita sungguh menyenangkan hati banyak orang dan hati Tuhan Allah. Amin.
(Renungan Harian Keluarga)