Hindari Tindakan Kekerasan

Ilustrasi
banner 120x600

Exposenews.id, Manado – Firman Tuhan hari ini terambil dalam Markus 14:47. Firman Tuhan tersebut berkata “salah seorang dari mereka yang ada di situ menghunus pedangnya, lalu menetakkannya kepada hamba Imam Besar sehingga putus telinganya”.

Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus, situasi penangkapan Yesus Kristus yang penuh dengan “drama pengkhianatan” semakin tegang ketika Simon Petrus tiba-tiba mengambil pedang dan memotong telinga salah seorang hamba atau prajurit yang diutus oleh para Imam Besar. Peristiwa itu terjadi begitu cepat, sehingga tidak ada yang memperhatikannya, sebab kalau ada yang memperhatikan dapat saja dicegah orang lain yang berada di dekatnya.

Siapa orang yang melakukannya? Catatan dalam Mat. 26:51, mengatakan bahwa “seorang dari mereka yang menyertai Yesus”. Namun dalam Yohanes 18:10 tertulis bahwa Simon Petruslah orang yang melakukannya. Apa yang ia lakukan adalah bentuk pembelaan kepada Sang Guru yang hendak ditangkap oleh temannya sendiri.

Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus, murid-murid Yesus Kristus ingin melakukan perlawanan, ini terungkap melalui ungkapan mereka: “Tuhan, mestikah kami menyerang mereka dengan pedang?” (Luk. 22:49). Yesus Kristus tidak pernah mengajarkan tindakan kekerasan kepada murid-murid-Nya, ketika mengadapi persoalan seperti yang terjadi pada saat itu.

Tetapi apa yang mereka lakukan adalah bentuk kesetiaan kepada-Nya. Itulah yang dapat mereka lakukan sebagai tanda cinta dan penghormatan kepada Sang Guru.

Apa tanggapan Yesus dengan sikap para murid-Nya tersebut? “Kata Yesus kepada Petrus: Sarungkanlah pedangmu itu; bukankah aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?” (Yoh. 18:11). Pada saat yang genting itu, mujizat kembali Yesus Kristus lakukan. Ia menjamah telinga prajurit itu dan menyembuhkannya (Luk. 22:51). Kasih Yesus Kristus tidak pernah hilang, sekalipun Ia ditangkap, tetapi Ia tetap menunjukkan kepeduliaannya kepada setiap orang tanpa terkecuali.

Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus, kita sementara menghayati minggu-minggu sengsara Yesus Kristus. Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk tidak tergesa-gesa mengambil tindakan kekerasan yang kemudian akan berdampak negatif pada diri sendiri.

Mungkin bagi kita tindakan itu adalah sebuah pembelaan diri atau ingin menunjukkan rasa simpati pada teman atau saudara kita. Namun yang pasti setiap tindakan kekerasan dalam bentuk dan alasan apapun yang melanggar hukum akan mendapat hukuman.

Kita diajak untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Keluarga Kristen harus menjadi pelopor untuk menjabarkan kasih Yesus Kristus bagi banyak orang di manapun kita pergi dan berada.

Sebagaimana Yesus Kristus yang mengasihi dunia ini sehingga Ia rela menderita sengsara dan mati di atas kayu salib. Terpujilah nama Tuhan. Amin.

(Renungan Harian Keluarga)