Berbagi dengan Kemurahan Hati

Ilustrasi

Exposenews.id, Manado – Firman Tuhan hari ini terambil dalam Pengkhotbah 11:2 yang berkata “Berikanlah bahagian kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang, karena engkau tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di atas bumi.”

Sahabat yang diberkati Tuhan, hidup dalam Tuhan, adalah kepastian, penuh berkat dan bahagia sejahtera di bumi dan di sorga. Di luar Tuhan adalah kesia-siaan. Apapun yang kita dapatkan dan miliki di dunia ini, semuanya sia-sia jika kita peroleh dengan cara di luar Tuhan. Apalah gunanya seseorang memiliki segalanya di bumi ini tapi kehilangan nyawanya?

Sebab hanya Tuhan saja yang tahu dan dapat mengatur serta mengendalikan bumi ini dengan segala isinya, termasuk batas usia hidup manusia. Tak ada yang tahu, kapan hidupnya di dunia ini berakhir. Itu rahasia Ilahi. Tetapi Dia juga yang mengatur dan menentukan bagaimana bumi ini menghasilkan buahnya.

Karena itu, selagi kita masih hidup di dunia ini, berbuatlah baik. Kejarlah hikmat. Hiduplah dalam kasih. Tetaplah setia dan taat kepada Kristus, agar kita diberkati-Nya secara heran dahsyat dan tak terkira. Hidup dalam Tuhan membuat kita nyaman, bahagia dan sukacita. Karena Dia menjamin seluruh kehidupan kita. Termasuk membuat hasil tanah kita menghasilkan, pekerjaan kita sukses dan kita hidup berlimpah berkat.

Tetapi, ketika kita telah diberkati Allah, jangan lupa diri. Jangan kita semakin egois, rakus dan serakah. Ingatlah sesama kita. Kta tidak hidup untuk diri sendiri saja. Tetapi harus jadi berkat bagi sesama. Itulah yang memuliakan Tuhan. Jadi, kita harus berbagi dengan sesama dalam kemurahan hati. Bukan dengan paksa, atau untuk mendapat imbalan apalagi merampas hak sesama ataupun menindas mereka. Tolonglah mereka yang membutuhkan, terutama yang ada di sekitar kita.

Segala sesuatu yang sudah Tuhan karuniakan kepada kita, bagilah juga kepada sesama. Berilah bahagian sesamamu dari pemberian Tuhan yang tiada bertara dalam hidup kita. Sekecil dan sesederhana apapun pemberian kita, jika diberikan dengan tulus dan murah hati dan ikhlas, sangat bermanfaat bagi sesama. Itu menjadi berkat bagi mereka dan kita.

Berilah kepada sesama sesuai apa yang ada pada kita. Jangan mengambil milik orang lain untuk diberikan kepada sesama. Tetapi apapun dan berapapun yang kita punya, berilah kepada sesama apa yang pantas dan dapat kita beri sebagai tanda cinta kasih dan kemurahan hati kita kepada sesama.

Ingatlah bahwa apapun yang kita miliki adalah pemberian Tuhan yang harus dibagikan juga bagi sesama. Jangan terlambat dan menyesal di belakang hari, karena segala sesuatu ada masanya. Kita tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi dalam hidup kita ke depan. Namun, jika kita memberi kepada sesama secara benar dan layak, maka kita tidak perlu kuatir dengan apapun juga. Apalagi jika kita membagi berkat dengan sukacita dan riang gembira. Itu menyenangkan hati Tuhan. Itu tandanya kita hidup berhikmat. Maka berbagilah dengan murah hati.

Raja Salomo dalam pengajaran hikmatnya mengingatkan kita agar memberi bahagian kepada tujuh bahkan delapan orang. Tujuh sering dipahami sebagai angka sempurna bagi orang Israel. Jadi, tujuh bahkan delapan menunjuk pada pemberian yang sempurna dan dilakukan berulang kali.

Kita harus memberi kepada sesama dengan murah hati dan penuh rasa syukur. Jangan dalam sungut-sungut. Berilah karena kita sudah lebih dahulu mendapatkan bahagian dari Tuhan. Jika kita memberi, lakukanlah dalam ketulusan hati, tanpa paksa. Itu menyenangkan hati Tuhan.

Jika kita ingin hidup kita diberkati, maka kita harus jadi berkat. Tuhan telah bermurah hati memberikan yang terbaik bagi kita. Kita juga harus memberi kepada sesama, agar kita mendapatkan bahagian yang jauh lebih besar dari Allah, sebagaimana pengalaman hidup raja Salomo.

Salomo mengajarkan apa yang telah dia lakukan, alami dan terima dari Tuhan. Maka dia meneruskannya itu kepada kita, agar semakin banyak orang hidup berhikmat dan menjauhi segala kesia-siaan. Berilah dengan murah hati, kita pasti diberkati. Jangan dengan duka, terpaksa atau sungut-sungut.

Bermurah hatilah kepada sesama dan berilah yang terbaik kepada, seperti untuk Tuhan, supaya kita menerima kasih karunia-Nya. Sebab akan tiba waktunya, kita tak berdaya lagi dan kehilangan segalanya. Maka selagi ada kesempatan, lakukanlah kebaikan dan bermurah hatilah kepada sesama. Sebab kita tidak tahu apa yang akan terjadi hari esok.

Namun, jika kita hidup murah hati, saling berbagi dalam hikmat Tuhan, maka hari esok adalah kepastian dan dijamin Allah. Dia pasti menyertai dan mberkati kita lebih heran lagi.

Semangat hari Senin. Bermurah hati dan berbagilah dengan sesama. Tuhan Yesus memberkati selalu bersama keluarga. Amin.

(Dikutip dari Renungan Harian Keluarga)

Exit mobile version