Exposenews.id, Ukraina- Usaha Rusia untuk menginvasi Ukraina ternyata tidak semudah yang dikira karena perlawanan yang kuat. Maka tak menutup kemungkinan militer Rusia mengerahkan persenjataan mengerikan dari arsenalnya, misalnya TOS-1 Buratino.
TOS-1 Buratino merupakan roket thermobaric, senjata dengan hulu ledak yang menyeramkan. Ketika bom vakum thermobaric meledak, maka oksigen di titik ledakan terhisap dan membuat orang-orang di sekitar lokasi itu tewas, sebagian dengan cedera tak terlihat di bagian dalam tubuhnya.
Dikutip dari Mirror, TOS-1 Buratino ini dilaporkan sudah dikerahkan oleh Rusia menuju perbatasan Ukraina dari Belarusia. Namun sejauh ini memang belum ada tanda-tanda jelas bahwa Rusia benar-benar menggunakannya atau punya niat untuk itu.
Sistem senjata TOS-1 Buratino dipasangkan di atas tank T-72. Peluncur roketnya dapat menampung sampai 30 bom thermobaric.
Teknologinya diciptakan mulai tahun 1980-an dan bukan eksklusif Rusia, negara seperti Amerika Serikat juga mengembangkannya. Ketika ditembakkan, maka ledakannya akan menyebarkan ‘awan kimia’ di udara, seperti semprotan deodoran yang mematikan.
‘Awan’ gas ini bisa merembes ke mana-mana, ke bangunan dan lainnya, sebelum ledakan sekunder kemudian membakar ‘awan’ tersebut, menyebabkan ledakan besar dan tahan lama. Ledakannya dapat mematikan manusia secara mengerikan, bahkan pelindung tubuh pun tak berguna.
“Rentetan roket TOS-1 akan melenyapkan apapun dalam jarak antara 200 sampai 300 meter dari zona ledakan,” kata pakar militer Sebastian Roblin.
Selain itu, di luar zona ledakan tapi masih cukup dekat, gelombang tekanan kuat yang terjadi dari ledakan bisa meremukkan tulang, merusak mata, pendarahan internal, kerusakan telinga, pencernaan, serta organ internal lainnya. Oksigen bisa terserap dari paru-paru sehingga korbannya kolaps dan tewas.
“Mereka yang berada di titik ledakan akan hancur. Yang lainnya akan menderita banyak cedera internal dan tak terlihat, dari pecahnya gendang telinga, paru-paru rusak dan mungkin kebutaan,” sebut CIA.
Sejauh ini belum ada bukti bahwa Rusia telah menggunakan senjata ini di Ukraina. Dalam konflik sebelumnya seperti di perang Checnya tahun 1999, TOS-1 pernah dipakai dan menimbulkan banyak korban tewas.
(RTG)