Ekspor Langsung Sulut ke Jepang “Reborn”

Komoditi perikanan dan pertanian Sulut akhirnya diekspor lagi ke Jepang. Foto Ronald Ginting.

Exposenews.id, Setelah tertunda beberapa waktu lamanya, akhirnya ekspor langsung Manado ke Narita Jepang lahir kembali (reborn). Ini dibuktikan dengan dilepasnya 13,4 ton komoditi hasil perikanan maupun pertanian Sulawesi Utara ke Jepang menggunakan maskapai Garuda Indonesia, pada Rabu (10/11).

Ekspor ini dilepas langsung Direktur Kerjasama Pengembangan Ekspor di Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Marolop Nainggolan yang didampingi Asisten II Setdaprov Sulut Praseno Hadi, sejumlah Kepala Dinas, dan instansi-instansi terkait lainnya.

Marolop berujar ekspor langsung kali ini adalah upaya cukup baik dari Pemprov Sulut untuk mendorong pelaku ekspor. Kata Marolop potensi perikanan di Sulut cukup besar, tapi tidak menutup peluang komoditi lainnya untuk dikirimkan ke Jepang.

“Kemendag siap mendukung. Besok saja kami membawa buyer untuk dipertemukan dengan pelaku usaha di Sulut. Besok kita akan meyakinkan buyer akan potensi Sulut,” tambah Marolop.

Marolop mencatat hingga September 2021, neraca perdagangan Indonesia surplus 25 miliar US Dollar. Khusus ekspornya tercatat berhasil mencapai 164 US Dollar atau meningkat 40 persen.

“Ini kehormatan, buktinya kita lebih beruntung karena ekspornya meningkat meskipun lagi pandemi Tapi perdagangan kita harus tetap meningkat dan supaya bisa ditiru daerah lain,” imbuhnya.

Praseno Hadi menuturkan ekspor langsung ini merupakan komitmen Pemprov Sulut dengan memberikan subsidi biaya pengiriman. Subsidi dilakukan bila barang yang diekspor tidak mencapai 15 ton.

“Pemprov mensubsidi, jadi kalau kuota 15 ton tidak sampai, maka pemprov bayar selisihnya. Kami berharap eksoportir lebih giat lagi supaya memenuhi kuota,” tambahnya.

“Ke depan kami akan memperluas dengan mengekspor hasil perkebunan, pertanian, umkm, dan lainnya, sebab ekspor dari Bandara Sam Ratulangi lebih efisien dan efektif,” imbuhnya.

Dia mengajak seluruh provinsi di Indonesia bagian Timur untuk bisa kirim komoditas ekspornya ke Manado dulu baru ke Jepang dengan biaya murah.

Diketahui dari 13,4 ton yang diekspor, sekitar 6 ton berasal dari Ambon. Lainnya berasal dari Manado dan Jakarta.

(RTG)

 

Exit mobile version