Kasus Covid Bertambah 234.000, New Delhi Putuskan Lockdown

banner 120x600

Oleh: Ronald Ginting

Exposenews.id, New Delhi – Pemerintah New Delhi, Ibukota India, memutuskan untuk memberlakukan lockdown usai mencatatkan angka kasus harian virus Corona (COVID-19) hingga tiga kali lipat dari Amerika Serikat, negara dengan kasus COVID-19 tertinggi di dunia.

Seperti dilansir AFP, Minggu (18/4/2021), kasus harian di India mencatatkan 234.000 kasus baru, dan 1.341 kasus kematian pada Sabtu (17/3) lalu. Banyak warga kini membutuhkan lebih banyak fasilitas tempat tidur dan obat-obatan bagi para pasien.

Menteri New Delhi, Arvind Kejriwal, mengatakan tidak mungkin untuk mengetahui kapan gelombang baru yang lebih ganas akan mencapai puncaknya.

“Situasinya suram dan mengkhawatirkan,” katanya, menyoroti kekurangan oksigen dan tempat tidur di banyak rumah sakit di New Delhi.

Sementara itu, Perdana Menteri Narendra Modi mengadakan pertemuan pandemi khusus pada Sabtu (17/4) malam waktu setempat. Modi memerintahkan langkah-langkah baru untuk menambah fasilitas tempat tidur serta mempercepat pengiriman oksigen dan obat-obatan seperti anti-virus Remdesivir.

Tempat-tempat terkenal seperti Benteng Merah yang bersejarah tampak sepi. Sejumlah polisi juga ditempatkan di jalan-jalan di New Delhi untuk memeriksa kendaraan yang berlalu lalang. Sementara sejumlah restoran, mal, dan pusat kebugaran semuanya ditutup.

“Jangan panik. Semua layanan esensial akan tersedia sepanjang akhir pekan,” kata Kejriwal.

Rumah sakit di seluruh India telah melaporkan meningkatnya kekurangan oksigen dan obat-obatan. Upaya India untuk memvaksinasi 1,3 miliar penduduknya juga menemui hambatan. 

Menurut otoritas lokal, sejauh ini baru 117 suntikan yang telah diberikan, di mana jumlah stok dosis vaksin menipis.

“Ini adalah seruan untuk dunia. Vaksin harus tersedia untuk semua orang, di mana saja, kaya dan miskin untuk mengatasi pandemi mengerikan ini,” kata Udaya Regmi dari Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), menjelaskan lonjakan di Asia Selatan sebagai hal yang benar-benar menakutkan.

“Kita harus melipatgandakan upaya kita untuk mengatasi virus ini karena terlalu banyak nyawa yang dipertaruhkan,” tambah Regmi.

(RTG)