Peran Sales dalam Meningkatkan Antusias Masyarakat Geluti Perdagangan Berjangka Komoditi

Oleh: Ronald Ginting

Exposenews.id, Manado – Berdasarkan UU No.32/1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, perdagangan berjangka adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli komoditi dengan penyerahan kemudian berdasarkan Kontrak Berjangka dan Opini atas Kontrak Berjangka.

Perdagangan berjangka dilakukan di Bursa Berjangka, yang selanjutnya disebut dengan Bursa, yang memperdagangkan Kontrak Berjangka berbagai komoditi. Tempat di mana Kontrak Berjangka diperdagangkan juga disebut pasar berjangka.

Dengan demikian di Bursa akan terdapat banyak pasar berjangka sesuai dengan banyaknya komoditi yang diperdagangkan. Di bursa, pembeli dan penjual bertemu satu sama lain dan melakukan transaksi untuk membeli/menjual sejumlah komoditi untuk penyerahan di kemudian hari sesuai isi/spesifikasi kontrak.

Persoalannya sekarang ialah masih banyak masyarakat di Indonesia yang buta dengan perdagangan berjangka komoditi. Padahal perdagangan berjangka komoditi ini dapat menambah pendapatan masyarakat yang telah menjadi investor di investasi perdagangan berjangka komoditi. Apalagi di tengah pandemi covid-19 seperti sekarang ini, investasi ini dapat menjadi pendapatan utama masyarakat.

Dilihat dari masalah ini, apa saja yang biasanya ditakuti masyarakat dengan investasi ini?

“Kalau saya takutnya investasi itu bodong. Apalagi di zaman sekarang ini kan penawarannya yang menguntungkan doank,” kata Frengkie Yulianto, masyarakat Sulawesi Utara yang mengaku beberapa kali ditawarkan tapi masih pikir-pikir untuk berinvestasi di perdagangan berjangka komoditi.

Kata Frengkie, seringkali resiko tidak dipaparkan oleh sales perusahaan komoditi berjangka, sehingga ketakutan memulai investasi ini selalu menghantuinya. “Kalau misalnya saya loss karena tidak didampingi brokernya, habis banyak berarti saya,” jelasnya kembali.

Lalu bagaimana tanggapan masyarakat lainnya?

“Saya sudah cukup paham, komoditi berjangka itu sangat melindungi banget ya dari segi investasi apalagi di sektor pertanian, karena itu bisa mengunci harga dari sebelum panen sama sesudah panen. Dan memang untuk investasi ini sempat jadi primadona, mengingat Indonesia kan negara pertanian,” sebut Kardion Mawuntu, warga Kota Manado.

Cuma yang disayangkan Kardion ialah komoditi berjangka sekarang gak semenarik forex atau valas, dan saham. Menurutnya, alasannya karena harga-harga hasil bumi ini kadang-kadang bisa disetting untuk kepentingan sepihak.

“Memang potensinya besar, tapi kenapa belum mau ke komoditinya, karena menurut saya pemain harganya banyak banget. Makanya pergerakannya agak lama. Iya di saham juga ada sih, tapi gak sengeri komoditi,” tambahnya.

Dia pun punya pengalaman salesnya saat ditanya soal ketakutannya tersebut, tidak mampu menjelaskan kepadanya. Otomatis hal ini tambah membuatnya tidak maju mencoba bisnis tersebut.

“Intinya kalau mau komiditi berjangka menarik lagi harus ditingkatkan rasa kepercayaan masyarkat untuk investasi ke sana, karena saya rasa semua pemikiran investor sama, yakni investasi untuk mendapatkan keuntungan,” sebutnya.

Melihat kekhawatiran masyarakat pada umumnya, maka diperlukan peran sales secara mumpuni agar masyarakat dapat menjadi investor dalam perdagangan komoditi berjangka. Sales dituntut punya kemampuan mengedukasi dengan meyakinkan saat berhadapan dengan calon investor.

“Sales atau wakil pialang kami, dari pertama sudah dibekali untuk memulai prospek dengan menjelaskan dahulu mengenai risiko, peluang dan legalitas perusahaan,” jelas Pimpinan Cabang PT Equityworld Futures (EWF) Manado, Joko Santoso, kepada Exposenews.id, hari ini.

Menjaga kualitas layanan, kata Joko, adalah hal yang utama sebagai penilaian kinerja selain target bisnis yang diterapkan. EWF Manado memiliki komitmen untuk mencapai zero complain. 

Dikatakannya bahwa calon investor yang tertarik pada peluang di Perdagangan Berjangka Komoditi tak perlu khawatir. Khususnya di EWF Manado, setiap investor akan mendapat penjelasan yang transparan dan menyeluruh.

“Sebagai wujud transparansi, EWF Manado juga memfasilitasi investor dengan sistem informasi transaksi nasabah,” terangnya.

Sistem ini, kata Joko memungkinkan investor menerima laporan transaksi setiap hari secara real time. Para investor juga akan mendapatkan edukasi mulai dari cara bertransaksi via akun demo, strategi manajemen risiko hingga layanan konsultasi selama 24 jam.

“Untuk antisipasi risiko trading, kami mengedukasi 4 strategi yaitu hedging, cut loss, averaging, switching. Setiap strategi ini digunakan pada saat kondisi tertentu dan bertujuan untuk meminimalisir risiko yang dialami oleh nasabah,” sebutnya.

Wakil pialang turut dimotivasi dengan komisi sehingga kinerja mereka pun akan lebih termotivasi. Sehingga pelayanan ke calon investor maupun investor itu sendiri akan lebih excellent.

“Misalkan nasabah dalam sehari transaksi 2 lot maka mereka dapat 30 dollar atau setara dengan Rp300 ribu,” tukasnya.

“Selain itu, setiap harinya kita latih mereka dengan product knowledge, role play, dan lain sebagainya. Jadi kita segarkan mereka setiap hari,” imbuhnya.

Dia yakin dengan edukasi yang benar kepada investor, investasi perdagangan komoditi berjangka ini menjadi solusi income di tengah kegalauan pandemi. Masyarakat akan lebih terpacu berusaha menambah pendapatan keluarga.

“Kita sama-sama tingkatkan kesejahteraan keluarga di Sulut ini,” tutupnya.

(RTG)

Exit mobile version