Garuda Indonesia Harap Ekspor Langsung ke Jepang Jangan Bergantung pada Perikanan

Oleh: Ronald Ginting

Exposenews.id, Manado – Sampai dengan Rabu (3/3) malam, pelaksanaan direct call ekspor dari Bandara Sam Ratulangi Manado menuju Bandara Narita Jepang sudah sebanyak 23 kali penerbangan. Seluruhnya menggunakan maskapai Garuda Indonesia.

Adapun total tonase yang diangkut sepanjang dibukanya penerbangan itu mencapai 356,284 ton. Komoditi yang diekspor yakni ikan tuna.

“Jumlah tonase setiap penerbangannya masih fluktuatif. Ada yang 8 ton, ada juga yang 27 ton seperti pada 6 Januari 2021. Yang di atas 20 ton ada sebanyak 3 kali,” kata Vonny Franciska Pinontoan, General Manager Garuda Indonesia Branch Manado, saat bertemu dengan wartawan di Kantor Garuda Indonesia, hari ini.

Vonny menjelaskan beberapa daerah yang ikut mengekspor komoditinya ke Jepang melalui Sulawesi Utara yaitu Ambon, Jakarta, Gorontalo, dan Makassar. Tapi terbanyak dari Manado dan Ambon.

“Persoalannya sekarang yaitu produksi perikanan di Sulawesi Utara masih belum optimal karena permintaan Jepang yakni kualitas grade A. Selain itu dari segi jenis ikannya sangat dominan yakni ikan tuna,” jelas Vonny.

Karena itu, tambah Vonny, perlu meningkatkan produksi pertanian dan perkebunan di Sulut. Tujuannya agar tidak ketergantungan dengan sektor perikanan.

“Hasil pertanian dan perkebunan yang diekspor langsung ke Jepang masih minim. Jadi ke depan kita akan mengevaluasi bersama dengan Pemprov Sulut dan stakeholder terkait supaya ekspor ini dapat berlanjut. Pasalnya ekspor kita ini kan sangat membantu perekonomian masyarakat, termasuk keuntungannya dengan adanya pengurangan biaya pengiriman dibanding harus dikirimkan dulu ke daerah lain,” terangnya.

Garuda Indonesia, sebutnya, optimis dan berkomitmen berjibaku agar ekspor langsung terus berkelanjutan. Menurutnya ekspor langsung adalah kebanggaan masyarakat Sulut.

(RTG)

Exit mobile version