Cakalang Tertinggi Mendorong Inflasi Manado

Oleh: Ronald Ginting

Exposenews.id, Manado – Peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 105,27 pada November 2020 menjadi 105,76 pada Desember 2020 mendorong terjadinya inflasi sebesar 0,47 persen di Kota Manado. Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara mencatat dari 11 kelompok pengeluaran di Kota Manado, enam kelompok pengeluaran mengalami peningkatan indeks.

“Jadi kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga meningkat sebesar 1,61 persen, kelompok transportasi sebesar 1,22 persen, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,80 

persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,55 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,13 persen dan kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,05 persen. Satu kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,10 persen,” kata Plt Kepala BPS Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Norma Olga Frida Regar saat menyampaikan Berita Resmi Statistik secara virtual, hari ini.

Empat kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan adalah kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga, kelompok kesehatan, kelompok informasi, komunikasi dan jasa 

keuangan dan kelompok pendidikan.

Dijelaskan Norma bahwa secara tahun kalender, Kota Manado, pada Desember 2020 mengalami deflasi sebesar 0,18 persen. Sementara, secara year on year Manado deflasi 0,18 persen.

“Penyumbang inflasi terbesar di Kota Manado pada Desember 2020 yaitu ikan cakalang/sisik sebesar 0,1217 persen,” jelas Norma.

Posisi kedua yakni angkutan udara sebesar 0,0806 persen, diikuti oleh ikan malalugis/ikan sohiri sebesar 0,0702 persen, cabai rawit sebesar 0,0680 persen, kain gorden 

sebesar 0,0486 persen, telur ayam ras sebesar 0,0454 persen, tarif kendaraan roda 4 online sebesar 0,0345 persen, ikan selar/ikan tude sebesar 0,0330 persen, sepeda motor sebesar 0,0241 persen, dan parfum sebesar 0,0217 persen.

“Sedangkan penyumbang deflasi terbesar adalah tomat sebesar 0,0804 persen,” sebutnya.

Berikutnya lemon sebesar 0,0662 persen, emas perhiasan sebesar 0,0296 persen, pisang sebesar 0,0144 persen, jeruk nipis/limau sebesar 0,0115 persen, apel sebesar 0,0109 persen, buncis sebesar 0,0067 persen, cabai merah sebesar 0,0059 persen, 

terong sebesar 0,0042 persen dan bawang merah sebesar 0,0034 persen.

(RTG)

Exit mobile version