banner 120x600

15 Warga Jaksel Positif COVID-19, Masyarakat Diimbau Tetap Patuhi Prokes

JAKARTA, Exposenews.id – Sejak Januari hingga Mei 2025, Dinas Kesehatan Jakarta Selatan mencatat 15 warganya terkonfirmasi positif COVID-19. *”Kami menerima laporan 15 kasus COVID-19 sepanjang periode tersebut,”* jelas Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Yudi Dimyati, seperti dikutip Antara, Kamis (5/6/2025).

Yudi memaparkan, 14 kasus muncul pada Januari, sedangkan satu kasus terdeteksi pada Mei 2025. “Alhamdulillah, hingga awal Juni belum ada penambahan kasus baru,” tambahnya. Angka ini menunjukkan tren penurunan signifikan dibandingkan tahun 2024, di mana 743 orang terjangkit virus tersebut.

Masyarakat Harus Tetap Waspada
Meski kasus cenderung rendah, Yudi mengingatkan warga agar tidak lengah. “Kami imbau semua pihak disiplin menerapkan protokol kesehatan,” tegasnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga melaporkan temuan 7 kasus COVID-19 pada minggu ke-22 tahun 2025 (25-31 Mei). Kemenkes merilis data resmi pada Selasa (3/6/2025) yang menunjukkan: *”Minggu tersebut mencatat total 7 kasus COVID-19 baru.”*

Menariknya, positivity rate pada periode tersebut hanya 2,05%. Artinya, dari 100 orang yang dites, hanya 2 yang positif. Namun, Kemenkes mencatat puncak positivity rate terjadi di minggu ke-19 (3,62%), dengan lonjakan kasus tertinggi di Banten, Jakarta, dan Jawa Timur.

Jika dibandingkan dengan 2024, jumlah kasus tahun ini jauh lebih rendah. Namun, para ahli mengingatkan bahwa pelonggaran protokol kesehatan bisa memicu gelombang baru. “Virus ini masih ada, hanya saja masyarakat mulai abai,” ujar dr. Arif, salah satu tenaga kesehatan di Jaksel.

Di sisi lain, pemerintah terus memantau perkembangan varian baru. “Kami bekerja sama dengan laboratorium untuk deteksi dini mutasi virus,” jelas juru bicara Kemenkes. Mereka juga mengimbau masyarakat segera melapor jika mengalami gejala mirip COVID-19.

Beberapa warga Jaksel mengaku tetap waspada. “Saya masih pakai masker di transportasi umum, soalnya enggak tahu siapa yang bawa virus,” kata Rina, seorang karyawan swasta. Sementara itu, Andi (32) mengungkapkan, “Kalau e mal sih kadang enggak pakai masker, tapi selalu bawa handsanitizer.”

Namun, tidak sedikit yang sudah menganggap COVID-19 sebagai flu biasa. “Kasusnya kan turun, jadi ya santai aja,” ujar Budi, seorang pedagang di kawasan Kebayoran.

Dr. Siti Nadia Tarmizi, pakar penyakit menular, menegaskan bahwa kewaspadaan harus tetap tinggi. *”Jangan sampai kena COVID-19 malah bikin komplikasi ke organ lain,”* pesannya. Ia juga menyarankan agar masyarakat dengan gejala segera melakukan tes.

Dr. Muhammad Faisal, Ketua IDI Jakarta Selatan, menegaskan pentingnya vaksinasi booster. “Masyarakat harus tetap mendapatkan booster untuk memperkuat imunitas tubuh,” jelasnya. Ia pun mengungkap fakta mengejutkan: “Data kami menunjukkan, hampir semua pasien dengan gejala berat ternyata belum menerima vaksinasi lengkap.”

 Disiplin prokes, deteksi dini, dan vaksinasi menjadi kunci mencegah lonjakan kasus. “Jangan sampai lengah, karena virus bisa datang kapan saja,” pungkas Yudi.