Beda Pandangan Parpol Soal Jokowi Pilih PSI, Baca lengkapnya!

banner 120x600

Jakarta, Exposenews.id – Langkah politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memilih Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai kendaraan politiknya terus jadi perbincangan hangat. Sejumlah elit partai politik pun buka suara, ada yang menghormati pilihannya, ada pula yang membandingkan sikapnya dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

PPP Hormati Pilihan Jokowi, Tapi Tegaskan Tak Pernah Lamar

Ketua DPP PPP, Syaifullah Tamliha, menyatakan partainya menghormati keputusan Jokowi memilih PSI. Ia menegaskan, PPP tidak pernah secara resmi mengajak mantan presiden itu untuk menjadi calon ketua umum (caketum).

“Itu hak politik Pak Jokowi. PSI bisa jadi pilihannya, dan PPP sama sekali tidak pernah melamar beliau secara formal,” jelas Tamliha kepada wartawan, Minggu (8/6/2026).

Ia menambahkan, PPP sudah punya sejumlah nama kuat yang siap maju dalam bursa ketum. Partai berlambang ka’bah ini juga masih punya waktu cukup untuk mematangkan kandidat sebelum muktamar September mendatang.

“Kami punya stok calon berkualitas. Masih ada waktu untuk mematangkan pilihan terbaik,” tegasnya.

Beberapa pengamat dan politikus lain justru melihat pilihan Jokowi ke PSI sebagai langkah yang tepat. Mereka menilai, karakter PSI yang lebih modern dan dinamis sesuai dengan gaya kepemimpinan Jokowi yang pragmatis.

“PSI itu partai muda, lincah, dan punya basis milenial. Cocok dengan gaya yang suka terobosan,” ujar seorang politikus Golkar yang enggan disebut namanya.

Tak hanya itu, ada pula yang membandingkan keputusan Jokowi dengan SBY. Jika SBY memilih tetap memimpin Partai Demokrat setelah lengser, Jokowi justru memilih partai baru.

“SBY tetap di Demokrat karena partai itu dibangunnya sendiri. Sementara Jokowi lebih memilih bergabung dengan PSI, mungkin karena melihat peluang besar di sana,” jelas pengamat politik dari Universitas Indonesia, Arif Susanto.

Respons PSI: Siap Sambut Jokowi dengan Tangan Terbuka

Sementara itu, internal PSI menyambut hangat kemungkinan bergabung. Beberapa kader menyebut, kehadiran mantan presiden itu akan memberi energi baru bagi partai.

“PSI selalu terbuka untuk tokoh-tokoh progresif seperti Pak . Beliau bisa membawa angin segar,” kata salah satu kader PSI yang tak mau disebut namanya.

Meski begitu, belum ada kepastian apakah Jokowi benar-benar akan dicalonkan sebagai ketum. Beberapa sumber menyebut, masih ada diskusi internal terkait posisi strategis yang akan ditawarkan padanya.

Apa Alasan Jokowi Pilih PSI?

Jokowi sendiri belum memberikan penjelasan detail mengapa lebih memilih PSI dibanding partai lain, termasuk PPP. Namun, analis politik menduga, keputusan ini terkait dengan visi jangka panjangnya.

“PSI punya basis urban dan milenial yang kuat. mungkin melihat ini sebagai modal besar untuk membangun pengaruh politik baru,” papar Arif.

Selain itu, PSI juga dikenal sebagai partai yang mendukung program-program pemerintahan Jokowi, seperti pembangunan infrastruktur dan digitalisasi.

Apa Dampaknya bagi Peta Politik Nasional?

Jika Jokowi resmi bergabung dengan PSI, peta politik Indonesia bisa mengalami perubahan signifikan. Partai yang sebelumnya kurang menonjol ini berpotensi melesat menjadi kekuatan baru.

*”PSI bisa jadi dark horse di Pemilu 2029. Apalagi jika betul-betul aktif di sana,”* ujar seorang analis.

Namun, tantangan juga tidak kecil. PSI harus membuktikan bisa menjadi wadah yang efektif bagi tanpa menimbulkan konflik internal.

Baca juga: BAHLIL KABUR DARI MASSA! Menteri ESDM Hindari Demonstran Raja Ampat Lewat Pintu Belakang Bandara

Di media sosial, netizen terbelah. Ada yang mendukung penuh, ada pula yang skeptis.

“di PSI? Bisa jadi gebrakan baru!” tulis @AjiPolitik di Twitter.

Sebaliknya, akun @NasionalisMerah berkomentar, “Ini cuma pencitraan. PSI belum terbukti apa-apa.”

Sementara itu, publik menunggu langkah konkret selanjutnya. Apakah ia benar-benar akan memimpin PSI, atau masih ada kejutan lain?