Sejumlah Ritel Tutup Cabang di Manado, Karena Daya Beli Turun?

Pengumuman dari Gelael Megamall Manado. Foto Ronald Ginting.

Exposenews.id, MANADO – Sejumlah ritel menutup cabangnya di Manado tahun ini. Teranyar, Gelael akan menutup cabangnya di Megamall Manado.

Ditutupnya ritel-ritel itu membuat warga berasumsi daya beli warga Manado masih lesu sejak pandemi Covid-19 hingga endemi sekarang ini. Seperti yang dikatakan Julian, warga Kelurahan Buha, Kota Manado.

“Sepertinya masyarakat masih banyak yang ngerem untuk membeli. Terlebih membeli di ritel,” kata Julian hari ini.

Begitu juga dengan apa yang disampaikan Enrico, warga Kelurahan Lapangan, Manado. Enrico beranggapan pandemi Covid-19 beberapa tahun memukul ekonomi keluarganya, sehingga memilih menahan untuk berbelanja.

“Palingan cuma yang butuh saja. Waktu pandemi kemarin itu saya dirumahkan jadinya simpanan mau enggak mau dikeluarkan untuk penuhi kebutuhan keluarga. Ya imbasnya sekarang ini dari awal lagi menabungnya,” ungkap Enrico.

Terkait dengan keluhan warga Kepala KPw BI Sulut melalui Deputi Kepala Perwakilan Divisi Perumusan dan Implementasi Kekda BI Sulut, Fernando Butar-butar angkat bicara. Fernando menuturkan daya beli masyarakat masih kuat, karena masih didukung konsumsi domestik.

“Pertumbuhan ekonomi kita justru didukung oleh konsumsi domestik yang kuat. Artinya daya beli kuat,” ujar Fernando kepada Exposenews.id.

Menurutnya, fenomena banyaknya brick and mortar shop tutup adalah karena digital market place. Contoh di Jakarta, banyak yang menawarkan tokonya free dalam hal ini hanya bayar listrik dan maintainance fee saja.

“Ya fenomena itu karena nggak kuat bersaing dengan online shop,” jelasnya.

Dia mencatat gejolak pusat perbelanjaan sudah terlihat sejak sebelum pandemi terjadi. Di mana saat itu okupansinya mulai turun.

“Perlu dicatat juga bahwa sebelum covid, sebenarnya tingkat hunian pusat perbelanjaan juga sudah mulai turun. Over supply,” pungkasnya.

(RTG)

Exit mobile version