BI Sulut Edukasi Ribuan Pemuka Agama Soal Kebanksentralan, CBP Rupiah dan QRIS

banner 120x600

Exposenews.id, Manado – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara (KPw Bl Prov Sulut) bersinergi dengan Badan Kerja Sama Antar Umat Agama (BKSAUA) Manado dalam kegiatan Komunikasi Kebijakan kepada Pemuka Agama se-Kota Manado di Kantor Wali Kota Manado, Selasa (21/3/2023). Acara dibuka dengan sambutan Deputi Kepala Perwakilan BI Prov Sulut, Marwadi, dan dilanjutkan dengan sambutan dari Wali Kota Manado, Andrei Angouw.

Acara ini diikuti sekitar 1.200 peserta yang merupakan tokoh/pemuka dari lintas agama se-Kota Manado.

Dalam sambutannya, Andrei Angouw mengatakan Kota Manado harus menjadi contoh rukunnya kehidupan antar umat beragama. Wali Kota juga mengapresiasi para pemuka agama atas kerukunan yang selama ini terjalin, sehingga Kota Manado disebut sebagai Laboratorium dan Taman Sari umat beragama di Indonesia oleh Menko Polhukam RI, Prof. Dr. Mahfud M.D, dalam sebuah acara yang belum lama ini diselenggarakan di Kota Manado.

“Kita harus pertahankan dan tingkatkan kerukunan yang selama ini telah terjalin,” ujar Angouw kepada para peserta.

Dalam pemaparan terkait Kebanksentralan, Fernando R Butarbutar, Deputi Kepala Perwakilan BI Prov. Sulut menyampaikan fungsi Bank Indonesia yang dirangkum dalam 3 hal, mengelola stabilitas moneter, menjaga stabilitas sistem pembayaran dan stabilitas sistem keuangan dalam rangka menjaga kestabilan nilai rupiah yang tercermin dari inflasi dan nilai tukar. Selanjutnya, dalam pemaparan tentang Outlook Perekonomian, disampaikan bahwa BI optimis perekonomian Sulawesi Utara akan tumbuh positif di 2023.

“Kami mengimbau agar para pemuka agama dapat menyampaikan kepada umat untuk tidak khawatir terhadap gejolak ekonomi global yang sedang terjadi. Kita semua jangan melakukan panic buying (membeli untuk menimbun bahan makanan di tempat tinggal) karena ini dapat membuat kelangkaan bahan makanan di Kota Manado sehingga meningkatkan inflasi pangan,” kata Fernando.

Selanjutnya, dalam pemaparan tentang Cinta Bangga Paham Rupiah serta QRIS, Deputi Kepala Perwakilan BI Prov Sulut, Marwadi mengajak agar masyarakat dapat mewujudkan kecintaan terhadap Rupiah dengan cara mengenali karakteristik dan desain uang Rupiah, memperlakukan Rupiah dengan baik, serta menjaga uang Rupiah dari segala kejahatan pemalsuan. Dengan melakukan aktivitas 5J (Jangan Dilipat, Jangan Dicoret, Jangan Distaples, Jangan Dibasahi, Jangan Diremas), artinya sudah turut menjaga uang rupiah yang merupakan simbol kedaulatan negara.

Pada kegiatan tersebut juga disampaikan penjelasan terkait kanal pembayaran QRIS dan cara penggunaannya. Dengan menggunakan QRIS, masyarakat selaku pembeli barang/jasa akan lebih mudah dalam melakukan pembayaran sebab lebih cepat, pengeluaran tercatat oleh sistem, efisien tanpa uang kembalian, bebas biaya, lebih higienis tanpa kontak fisik, aman serta terlindungi sebab diawasi oleh Bank Indonesia.

“Bagi para pedagang (merchant) atau penyedia barang/jasa, penggunaan QRIS akan memberikan manfaat berupa kemudahan pencatatan transaksi, kemudahan dalam membangun credit profile, tidak memerlukan uang kembalian dan bebas dari risiko pencurian dan pemalsuan uang,” papar Marwadi.

Dan sebagai penutup, turut disampaikan kepada para pemuka agama bahwa Bank Indonesia memberikan asistensi bagi tempat ibadah yang ingin menggunakan QRIS dalam pengelolaan keuangan organisasi rohani yang bersangkutan.

(RTG)