Inflasi Manado Gegara Bawang Merah, BI Sebut karena Belum Panen Raya

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara, Arbonas Hutabarat. Foto: Ronald Ginting.
banner 120x600

Exposenews.id, Manado – Sepanjang Januari 2022, Kota Manado dan Kota Kotamobagu mengalami inflasi 0,174 dan -0,664. Capaian ini cukup baik mengingat pada Desember 2021 terjadi kenaikan tekanan inflasi yang signifikan yaitu Manado 0,954 dan Kotamobagu 1,454.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara menilai capaian Januari 2022 menandakan tingkat inflasi Sulut masih terkendali pada rentang target nasional. Pasalnya secara year on year inflasi tahunan Kotamobagu tercatat sebesar 1,604 dan inflasi Manado sebesar 2,234.

“Inflasi Sulut masih terkendali,” kata Kepala KPw BI Sulut Arbonas Hutabarat, Rabu (2/2/2022).

Dipaparkan Arbonas bahwa 0,094 inflasi Manado disumbang oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau. Hal ini menjadikan kelompok tersebut sebagai penyumbang utama tekanan inflasi Januari 2022.

“Kelompok Transportasi juga memberikan kontribusi sebesar 0,084 pada inflasi Manado. Ditinjau dari komoditasnya, pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, komoditas strategis bawang merah, tomat, dan perikanan menjadi pendorong naiknya tekanan inflasi Januari 2022. Komoditas perikanan (ikan selar/tude, mujair, dan ikan deho) merupakan komoditas penyumbang utama inflasi dengan total andil 0,134 (mtm). Disusul dengan komoditas bawang merah dengan andil 0,1196 (mtm), serta tomat dengan andil 0,059 (mtm),” Arbonas menjelaskan.

Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui Survei Pemantauan Harga (SPH) Bank Indonesia, kenaikan harga bawang merah disebabkan karena sentra pemasok bawang merah di Kabupaten Bima belum memasuki masa panen raya. Imbasnya pasokan cenderung terbatas dari Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Probolinggo.

“Kalau untuk kenaikan harga komoditas perikanan disebabkan oleh berkurangnya pasokan akibat curah hujan tinggi sebagai proxy cuaca pelayaran yang masih belum kondusif. Sama halnya dengan komoditas tomat, peningkatan harga disebabkan oleh meningkatnya biaya produksi akibat tingginya curah hujan sepanjang Januari 2022,” sebut Arbonas saat dimintakan tanggapan.

Komoditas strategis lainnya yaitu cabai rawit menjadi penahan utama inflasi yang lebih tinggi lagi dengan andil deflasi sebesar 0,394. Penurunan harga ditengarai didukung dengan tersedianya pasokan yang cukup dan tidak adanya pengiriman ke luar Manado akibat normalisasi harga di wilayah sekitar Sulut (Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat).

Dari Kelompok Transportasi, angkutan udara memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,089. Adanya pembatasan mobilitas pada Desember 2021 diperkirakan menyebabkan pergeseran aktivitas perjalanan masyarakat ke Januari 2022, sehingga mendorong kenaikan permintaan angkutan udara pada bulan laporan.

“Untuk Kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan memberikan andil deflasi tertinggi di kota Manado karena turunnya biaya administrasi transfer uang dengan andil 0,099 (mtm) yang didorong oleh implementasi BI Fast oleh sebagian perbankan sejak diluncurkan oleh Bank Indonesia pada 21 Desember 2021 yang lalu,” tambah dia.

Berbeda dengan yang terjadi di Kotamobagu, Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau justru menjadi pendorong deflasi tertinggi dengan andil sebesar 0,724 (mtm). Sementara 10 kelompok lainnya cenderung tidak memberikan kontribusi yang signifikan pada pergerakan IHK Kota Kotamobagu.

Rica dan komoditas perikanan (cakalang diawetkan, ikan cakalang, ikan asin, ikan nike, dan ikan malalugis) menjadi penyumbang utama deflasi di kota ini. Harga rica tercatat lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya dengan andil deflasi sebesar 0,284 (mtm). Sementara komoditas perikanan berkontribusi sebesar total -0,624 (mtm) pada deflasi Kota Kotamobagu.

(RTG)