Dinas PPPA Sulut Dampingi Keluarga Korban Pembunuhan Bocah di Koha

Ibadah pemakaman MS (13), korban pembunuhan di Koha, Minahasa. Istimewa.
banner 120x600

Exposenews.id, Manado – Dukacita mendalam dirasakan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ketika terjadi pembunuhan menimpa MS (13) alias Sela, di Koha Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa. Dinas yang menangani persoalan perempuan dan anak ini pun langsung menurunkan UPTD PPA untuk mendampingi keluarga korban.

“Kami (UPTD PPA Sulut) berkoordinasi dengan UPPA Poltabes Manado dan RS Bhayangkara dalam pendampingan otopsi korban. Kami juga berkoordinasi dengan Dinas PPPA Kabupaten Minahasa dalam proses penanganan lebih lanjut terkait kebutuhan biaya formalin, dan peti jenazah korban,” kata Kepala Dinas PPPA Sulut Mieke Pangkong melalui Kepala UPTD PPA Marsel Silom, hari ini.

UPTD PPA akan melakukan pendampingan hukum bagi keluarga korban dengan menyediakan advokat/pengacara untuk mendapatkan keadilan bagi korban. Selain itu pihaknya juga menanggung biaya otopsi korban.

“Untuk biaya formalin, peti jenazah dan pengantaran jenazah diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Minahasa. Kami juga turut mendampingi keluarga korban dan lingkungan tempat tinggal korban,” jelasnya.

Sementara, informasi yang belum lama didapatkan Exposenews.id bahwa korban kini sudah dimakamkan.

Sebelumnya, kakak korban, membeberkan kronologis awal bocah tersebut hilang. Kamis (20/5) sore, korban meminta uang kepada ayahnya untuk pergi membeli sosis di warung, tapi tidak kunjung pulang ke rumah.

Sesaat tiba di rumah dari tempat kerjanya, sang kakak sempat melakukan pencarian. Saat tengah malam, kira-kira pukul 24.00 WITA, ia kembali bertanya ke adiknya yang lain soal keberadaan korban.

Dugaan waktu itu, korban berada di rumah keluarga terdekat.

Keesokan harinya, kakak korban melanjutkan pencarian. Teman-teman sekolah korban juga sudah disambangi untuk mencari informasi tentang adiknya. Lantaran tidak ada jawaban pasti, pihak keluarga semakin serius mencari korban. Semakin lama, dari pagi, siang hingga malam, lebih banyak warga membantu mencari karena sudah ada plakat atau pengumuman dari pemerintah desa.

Korban akhirnya didapatkan sudah tidak bernyawa dengan kondisi leher patah di dalam karung pada salah satu kebun tak jauh dari rumah.

“Keluarga berharap pelaku diberikan hukuman seberat-beratnya. Semuanya kami serahkan kepada hukum yang mengatur,” tutup dia sambil menyapu air matanya.

(RTG)