Oleh: Ronald Ginting
Exposenews.id, Manado – Salah satu awak pesawat yang berada dalam Sriwijaya Air SJ182 ialah Diego Enrile Mamahit. Diego saat penerbangan itu bertugas sebagai Co Pilot maskapai tersebut.
Naas dialami Diego, karena pesawat yang dikemudikannya jatuh di perairan Kepulauan Seribu, kemarin. Seyogyanya, pria asal Sulawesi Utara itu tidak bertugas ke Pontianak.
Dia dijadwalkan terbang ke Belitung di malam hari. Namun karena kerinduannya untuk beribadah di gereja pada Minggu pagi ini, dia memutuskan terbang ke Bandara Supadio, Pontianak.
“Niatnya dia mau pulang cepat supaya hari ini bisa masuk gereja pagi. Kalau dia ambil flight malam ke Belitung, otomatis dia sudah tidak bisa pulang karena sudah tidak ada flight,” kata Paman Diego, Pierre Patrick Pangemanan, di Manado, hari ini.
Kini keluarga hanya bisa berharap agar ayah satu anak yang masih kecil itu selamat dari peristiwa naas tersebut dan bisa kembali pulang ke rumah berkumpul bersama keluarga lagi.
“Keluarga masih berharap Diego selamat dan bisa ditemukan, cuma gak tahu deh perkembangan beritanya seperti apa sekarang,” tutur Pierre.
Dijelaskan Pierre bahwa Diego merupakan anak dari Evie Tuerah dan Boy Mamahit. Keduanya berasal dari Suwaan, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara yang sudah lama menetap di Jakarta.
“Bapak dan ibunya sudah lama tidak pulang ke Suwaan, tapi memang keluarga besar tinggal di Suwaan,” ujar Pierre.
Diego anak bungsu dari tiga bersaudara, Kakaknya Bernama Emily dan Chris. Ayah Diego, Boy Mamahit merupakan mantan Pilot Bouraq Indonesia Airlines, maskapai penerbangan swasta Indonesia yang pernah beroperasi pada tahun 1970-2005.
“Bapaknya dulu juga pernah jadi distrik manager di Bouraq Surabaya,” tambah Pierre.
(RTG)